Sabtu, 11 Oktober 2008

MEMBUKTIKAN KEBENARAN ISLAM "ADANYA TUHAN, RASUL DAN AL QURAN"

Alam semesta, Manusia, dan Kehidupan; Pemecahan yang cemerlang dari ketiga hal ini akan menghasilakan aqidah, dan menjadi landasan berpikir yang akan melahirkan setiap pemikiran cabang tentang prilaku manusiadi dunia ini serta peraturan-peraturannya. Isalm menuntaskan problematika pokok tsb dan memecahkan untuk manusia dengan cara yang sesuai dengan fitrahnya, memuaskan akal, serta menentramkan jiwa. Jika kita memeluk Islam maka kita harus benar-benar yakin yang keyakinan tersebut muncul dari akal. Oleh karena itu, Islam dibangun diatas satu dasr, yakni aqidah. Aqidah menjelaskan bahwa dibalik alam semesta, manusia, dan kehidupan, terdapat Pencipta (Al-Khaliq) yang telah menciptakan ketiganya dan segala sesuatunya. Dialah Allah SWT. Pencipta telah menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Ia bersifat wajibul wujud, wajid adanya, sebab bila tidak demikian, berarti Ia tidak mampu menjadi Khaliq. Ia bukanlah makhluk, karena sifat-Nya sebagai Pencipta memastikan dirinya bukan makhluk.

Membuktikan Allah SWT sebagai Pencipta
Bukti bahwa bahwa segala sesuatu mengahuskan adanya Pencipta yang menciptakan adalah; Bahwa segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal terbagi dalam tiga unsure, Yaitu manusia, alam semesta, dan hidup. Ketiga unsure tersebut bersifat terbatas, lemah, serba kurang, dan saling membutuhkan satu sama lain.Misalnya manusia. Manusia terbatas sifatnta, ia tumbuh dan berkembang sampai pada bats tertentu yang tidak dapat dilampauinya lagi (mati). Ini menunjukan bahwa manusia terbatas. Hidup juga terbatas yakni dengan kematian, ini membuktikan bahwa hidup bersifat terbatas. Alam semesta merupakan himpunan dari benda-benda angkasa, yang sifat bendanya memiliki keterbatasan (bisa meledak, bisa dijangkau manusia,dll). Himpunan dari segala sesuatu yang terbatas tentu terbatas pula sifatnya. Jadi ketiga unsure diatas terbukti terbatas.

Segala sesuatu yang bersifat terbatas, dapat disimpulakn bahwa semuanya tidak azali. Jika bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir), tentunya tidak memiliki keterbatasan. Dengan demikian segala sesuatu yang terbatas pasti diciptakan oleh “Sesuatu yang lain” inilah yang disebut Al-Khaliq (Pencipta). Dialah yang menciptakan manusia, hidup, dan alam semesta.

Membuktikan keberadaan Pencipta akan kita dapati tiga kemungkinan. Pertama, Ia diciptakan oleh yang lain. Kedua, Ia menciptakan diri-Nya sendiri. Ketiga, Ia bersifat azali dan wajibul wujud. Kemungkinan pertama bahwa Ia diciptakan oleh yang lain adalah kemungkinan yang salah, tidak dapat diterima akal. Kemungkinan kedua, yang menyatakan bahwa Ia menciptakan diri-Nya sendiri. Jika demikian berarti Dia sebagi makhluk dan sekaligus Pencipta (Khaliq), sesuatu yang tidak mungkin bisa diterima akal, karena makluk bersifat terbatas sedangkan Pencipta bersifat azali (tidak berawal dan berakhir). Oleh karena itu, Al-Khaliq harus bersifat azali dan wajibul wujud. Dialah Allah SWT.
Al Quran mengajak manusia untuk membuktikan Allah SWT dengan mengamati ciptaanya. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal (QS. Ali imran: 190)

(Dan) Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainya bahasa dan warna kulitmu (QS. Ar Rum: 22)

Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptaka? Dan langit, bagaiman ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan (QS. Al Ghasyiyah: 17-20)

Hendaknya manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan? Dia diciptakan dari air memancar, yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dengan tulang dada berperempuan (QS. At Thariq: 5-7)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi. Silih bergantinya malam da siang. Berlayarnya bahtera dilaut yang membawa apa yang berguna bagi manusia. Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Ia hidupkan bumi sesudah matinya (kering). Dan Ia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan. Dan ppengisaran air dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya (semua itu) terdapat tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (QS. Al Baqarah: 164)

Tuntas sudah membuktikan Allah SWT sebagai Tuhan pencipta alam semesta. Islam tidak membiarkan perasaan hati sebagai satu-satunya jalan menuju iman yang fitri. Iman yang muncul dari hati akan bersifat riskan dan sementara bila tidak dimantapkan dengan proses berpikir bahwa Islam benar-benar sesuai dengan akal manusia, fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa. kendati wajibnya manusia menggunakan akalnya dalam mencapai iman kepada Allah SWT, namun tidak mungkin ia dapat menjangkau apa yang berada di luar kemampuan indera dan akalnya. Sebab manusia terbatas, begitu pula akalnya. Maka perlu diingat bahwa akal tidak mampu memahami Zat Allah dan hakekat-Nya, sebab Allah SWT berada di luar ketiga unsure pokok (alam semesta, manusia, dan hidup) tadi. Ketiga unsure tadi berada dalam jangkauan akal manusia, sedangkan hakekat Allah berada di luar unsure pok tersebut. Sehingga mustahil manusia untuk dapat menjakau hakikat Allah, sebab akal manusia tidak mungkin memahami hakekat yang ada diluar bats kemampuanya. Ketidakmampuan manusia menjangkau hakekat Allah justru dapat kita jadikan pijakan/alasan/landasan dalam mengimani keberadaan Allah sebagai Tuhan alam semesta yang memiliki kemampuan yang sangatttttttttt tidak terbatas. Bila tuhan bisa kita indera layaknya agama-agama lain dengan patung-patungnya dan segala sesuatunya, berarti tuhan bersifat terbatas karena mampu dijangkau oleh manusia.

Membuktikan bahwa manusia membutuhkan Rasul
Faktanya bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT. Beragama adalah sesuatu yang fitri pada diri manusia, karean termasuk salahsatu naluri yang ada pada diri manusia (walaupun kaum ateis mengatakan tidak mengakui (mengagungkan) tuhan tetapi faktanya adalah mereka tetap mengagung-agungkan pemimpinya, hal ini membuktikan bahwa manusia memiliki naluri untuk mensucikan (menyembah/mengagungkan, dsb) sesuatu yang dianggap lebih tinggi derajatnya). Aktivitas mensucikan Penciptanya dinamakan ibadah, yang berfungsi sebagai tali penghubung antara manusia dengan penciptanya. Apabila hubungan ini dibiarkan begitu saja tanpa aturan, tentu akan menimbulkan kekacaun beribadah, dan bahwakan bisa menyebabkan penyimpangan dalam penyembahan kepada selain Pencipta. Jadi dibutuhkan aturan yang benar yang tidak boleh datang dari manusia tetapi harus datang dari sang Khaliq. Karena aturan ini haurs sampai ketangan manusia maka tidak boleh tidak harus ada para Rasul yang menyampaikan agama Allah kepada umat manusia.

Bukti lain kebutuhan manusia terhadap Rasul adalah bahwa pemuasan manusia terhadap tuntutan gharizah (naluri) serta kebutuhan jasmani, adalah keharusan yang sangat diperlukan. Pemuasan yang tanpa aturan yang benar akan menjurus pada pemuasan yang salah dan menyimpang. Pemahaman manusia pasti akan selalu terjadi perbedaan, perselisihan, pertentangan, dan dipengaruhi lingkungan tinggalnya. Sehingga apabila manusia dibiarkan membuat aturan sendiri, tentu hal tersebut akan terjadi dan akhirnya menimbulkan kesengsaraan manusia itu sendiri. Maka aturan tersebut harus datang dari Allah SWT melalui para Rasul.

Membuktikan bahwa Al Quran datang dari Allah.
Faktanya bahwa Al Quran adalh sebuah kitab berbahasa Arab yang dibawa oleh Rasul Muhammad SAW. Dalam menentukan dari mana asal Al Quran, akan kita dapatkan tiga kemungkinan. Pertama, kitab itu adalh karangan orang Arab. Kedua, karangan Muhammad. Ketiga, berasal dari Allah SWT. Tidak ada lagi kemungkinan selain dari yang tiga itu. Sebab Al quran berciri khas Arab, baik dari segi bahasa maupun gayanya. Kemungkinan pertama, Al Quran adalah karangan orang Arab, tidak dapat dierima. Sebab Al Quran sendiri menantang mereka untuk membuat karya yang serupa:

Katakanlah: Maka datangkanlah sepuluh surat yang (dapat) menyamainya (QS. Hud: 13)

Katakanlah: (Kalau benar apa yang kamu katakana), maka cobalah datangkan sebuah surat yang menyerupainya (QS. Yunus: 38)

Orang-orang Arab telah berusaha keras mencobanya, tetapi tetap tidak berhasil. Ini membuktikan bahwa Al Quran bukan karangan dari mereka. Kemungkinan kedua, yang mengatakan bahwa Al Quran dari Muhammad, juga tidak benar. Karena Muhammad adalah bagian dari orang Arab, dan telah terbukti bahwa bangsa Arab tidak mampu mengahasilkan karya yang serupa. Jadi jelas bahwa Al Quran bukan karangan Muhammad. Untuk membuktikan hal ini maka cobalah anda baca hadist-hadist shahih yang berasal dari Muhammad, maka tidak ada satu hadist pun yang gaya bahasanya mirip Al Quran. Hal itu mempertegas bahwa Al Quran bukan karangan Muhammad. Ada satu tuduhan bahwa Al quran itu disadur oleh Muhammad dari seorang pemuda Nasrani yang bernama Jabr. Tuduhan tersebut ditolak keras oleh Allah SWT dalam firmannya:

(Dan) Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: Bahwasannya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa ‘Ajami (non-Arab), sedangkan Al Quran itu dalam bahasa arab jelas (QS. An Nahl: 103)
Jadi terbuktilah bahwa Al Quranadakah kalamullah, yang menjadi mukjizat bagi orang yang membawanya.

Bukti bahwa Muhammad adalah Rasul Allah
Adalah karena Muhammad SAW adalah orang yang membawa Al Quran –yang merupakan kalammulah dan syariat Allah, serta tidak ada yang membawa syariat-Nya melainkan para Nabi dan Rasul- maka berdasarkan dalil aqli (akal) dapat diyakini secara pasti bahwa Muhammad SAW itu adalah seorang Nabi dan Rasul.

Menganalisa Tiga Ideologi Di Dunia (Sosiali-Komunis, Sekuler-Kapitalis, dan Isalm)

Lain kesempatan –Bersambung_


Saya Tulis Rangkum dari Buku Peraturan Hidup Dalam Islam karangan Taqiyudin an Nabhani

Arif Widodo





Tidak ada komentar: