Sabtu, 11 Oktober 2008

Enterprice Risk Management

Enterprice Risk Management

4 alasan mengapa manajemen rasiko penting dalam pengelolaan perusahaan.
1. Mengelola resiko adalah tugas manajemen
Seorang manajemen memastikan bahwa perusahaan mencaai sasaran bisnisnya dan tidak terekspose pada resiko berlebihan 
2. Manajemen resiko dapat mengurangi votalitas pendapatan
Mengurangi sensitivitas pendapatan dari nilai pasar perusahaan terhadap berbagai variable eksternal 
Mengelola votalitas pendapatan menjadi semakin penting karena pasar saham akan terus bereaksi keras terhadap perusahaan-perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi pendapatan perusahaan.
3. Manajemen resiko dpat memaksimalkan nilai pemegang saham
Manajemen perusahaan juga harus mengelola nilai pemegang saham dengan biasanya mengidentivikasi peluang untuk mengoptimalisasi manajemen resiko danbisnis yang dapat meningkatkan nilai lebih dari 20-30%
4. Manajemen resiko memperbesar peluang kerja dan menjamin financial Memberikan jaminan kerja yang lebih tinggi dan melindungi kepentingan keuangan bagi para menejer senior perusahaan

Pengelolaan manajemen resiko yang tidak efektif bukan tidak mungkina kan membawa kepada bencana, antara lain: kerugian financial. Kekeliruan pengelolaa dapat menimbulkan kerusakan reputasi perusahaan dan kemunduran karir pada seorang eksekutif.

Belajar Dari Pengalaman
Seorang filosuf Yunani mengatakan bahwa orang pandai belajar dari pengalamannya, orang bijak belajar dari penglaman orang lain, tetapi orang bodoh tidak belajar apapun.

Ada 7 Pelajaran Dalam Risk Management
1. Kenali bisnis Anda (kenali resiko Anda)
Kenalilah bisnis anda bukan hanya mengkritik pada manajemen yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengambil keputusan atas bisnis, prinsip ini juga penting untuk seluruh karyawan mengetahui bagaimana akunttabilitas mereka berdamapak terhadap resiko perusahaan dan bagaimana keterkaitan antara fungsi dan tanggung jawab mereka dengan pihak-pihak lain didalam organisas. Para menejer perlu mengetauhi pengetahuan mengenai berbagai aspek bisnis termasuk proses bisnis tingkat tinggi dan operasionalnya, factor-faktor yang menentuka pendapatannya dan biaya, serta resiko-resiko dan eksposur-eksposur utama yang ada yang dapat mempengaruhi perusahaan.
2. Kembangkan pemeriksaan dan perimbangan
Manajemen resiko yang efektif menghendaki adanya suatu system pemeriksaan dan perimbangan (check and balances) untuk mencegah suatu individu atau kelompok tertentu mengambil/memiliki wewenang berlebihan dalam mengambil resiko atas nama organisasi. Langkah ini merupakan untuk mendeversifikasi protofolio dalam manajemen orang dan proses daripada asset dan kewajiban. Hal yang tidak diinginkan terjadi adalah terjadinya konsentrasi eksposur pasar pada suaru segmen tertentu saja atau konsentrasi eksposur pada resiko kredit pada suatu individu tertentu.
3. Tetapkan Limit dan Ruang Lingkup
Strategi bisnis dan perencanaan produk memberikan “arah yang hendak dituju”, maka limit resiko (risk limits) dan ruang lingkup resiko (risk boundaries) memberikan tanda “kapan untuk berhenti”. Beberapa contoh manajemen resiko terhadap batasan dari risk limits antaralain:
• Resiko pasar: batas-limit transaksi, limit produk, time/tengat waktu, dan yang terkait dengan sensitivitas pergerakan harga pasar (rates), limit VaR (Value at Risk) dan stop-loss limits.
• Resiko kredit: limit mark-to-market dan risk-adjusted Limits (limit berbobot resiko) oleh pihak ketiga, risk grade, industri dan Negara.
• Resiko operasional: limit standar operasi, system atau proses.  
Sebuah perusahaan yang tanpa batasan-batasan resiko dan risk-boundaries yang jelas, manajemen sebuah perusahaan yang sedang bertumbuh dengan cepat dapat disamakan dengan mengemudi mobil balam tanpa rem.
4. Fokus pada kas anda
Kesalahan perdagangan dan operasional akan segera terasa akibatnya bila sudah berdampak pada kas keuangan perusahaan. Karenanya penting sekali untuk memastikan bahwa terdapat mekanisme pengelolaan posisi dan arus kas yang memadai diperusahaan, mencakup mekanisme pengendalian, berupa otorisasi pengajuan, persetujuan, dan pelaksanaan transfer: proses internal untuk mengukur, memantau, merekonsiliasi, dan mencatat/mendokumentasikan transaksi dan posisi kas keuangan perusahaan.
5. Gunakan Ukuran yang tepat
Adalah penting agar ukuran-ukuran resiko (pelajaran 3) dimasukkan kedalam berbagai proses yang menghasilkan laporan management dan pengukuran kinerja. Serangkaian resiko yang terintergrasi dapat membantu manajemen dengan informasi tepat waktu mengenai berbagai jenis resiko yang dihadapi perusahaan, termasuk indicator-indikator resiko actual (expost) dan “peringatan dini” (ante-post).
6. Berikan kompensasi seusi dengan kinerja yang Anda kehendaki
Manajemen hendaknya memperhatikan dengan cermat berbagai sinyal yang dikirimkan oleh system pengukuran kinerja dan kompensasi insentif untuk memastikan bahwa system-sistem tersebut dapat konsisten dengan sasaran-sasaran bisnis dan manajemen resiko perusahaan.
7. Ciptakan keseimbangan antara Yin dan Yang
Hard-side (yin) adalah manajemen resiko berpusat pada proses, system, dan pelaporan, sedangkan Soft-side (yang) berfokus pada orang, keahlian, budaya, nilai dan insentif. Kombinasi dari soft-side (driver) dan hard-side sebagai factor yang memungkinkan (enablers) yang mendukung manajemen resiko akan mencipkatan keseimbangan didalam pengambilan keputusan perusahaan.

 

Arif Widodo

Tidak ada komentar: