Sabtu, 11 Oktober 2008

Membantu Menemukan Jatidiri Anak

Pernahkah Anda sebagai orang tua berpikir bahwa anak Anda butuh sosok yang menjadi panutan dalam menemukan jati dirinya untuk menjadi “how to be a man or a girl?”. Suatu ketika saya sedang naik angkot untuk perge ke kampus, diangkot tersebut hanya ada 3 orang yakni saya, sopir dan seorang anak laki-laki kira-kira umur 7 tahun (“anak jalanan”). Dari sejak saya naik sampai saya turun, saya perhatikan anak tersebut, ternyata anak tersebut berprilaku seperti anak perempuan dan terus berlagak seperti layaknya “banci’. Bayangkan betapa sedihnya saya, seorang anak yang baru tumbuh telah tercetak menjadi seorang yang berprilaku menyimpang. Menurut Anda apa penyebab penyimpangannya tersebut? Karena hidup di jalan atau karena tidak ada kasih sayang dari orangtuanya? Yah apapun jawaban Anda mungkin benar juga tapi menurut saya adalah hilangnya sosok ayah atau laki-laki yang bisa memberikan panutan kepadanya bagaimana harus berprilaku. 
Tanpa Anda sadari anak Anda akan secara terus menerus mencari sosok yang pas untuk dirinya untuk dapat mengembangkan dirinya baik bagaimana cara mereka berlaku, berkata, berinteraksi dengan orang lain maupun berinteraksi terhadap dirinya sendiri. Jika anak Anda seorang laki-laki dan Anda seorang Ayah maka jadilah sosok yang membanggakan bagi dirinya sehingga prilaku dan kepribadian Anda dapat ditiru dengan baik oleh buah hati Anda. Jadilah seseorang yang paling dekat dengan dirinya dan bukan menjadi seseorang yang paling ditakutinya. Jika Anda menjadi orang yang paling ditakutinya maka rasanya tidak mungkin dia akan meniru pribadi dari Anda, dan jika dirinya menirupun mungkin sifat-sifat yang tidak baik dari diri Anda akan menjadi sesuatu hal yang benar dan boleh ditiru olehnya. Begitu sebaliknya jika Anda dinilai baik dan selalu memberikan perhatian kepadanya maka dia akan merasa aman dan nyaman bila berada disisi ayahnya sehingga sosok ayahnya yang baik dapat dengan mudah dia tiru tanpa Anda sadari. 
  Anak yang tidak memiliki figure yang pas dan cocok untuk dia tiru maka dia akan mencari sosok lain seperti anak kecil yang saya ceritakan diatas. Anak laki-laki tentunya kita harapkan berprilaku layaknya seorang laki-laki, begitu pula dengan anak perempuan tidak sepantasnya memiliki sifat-sifat kasar dan pendendam, kejam dll. Bila Anda melihat banyaknya kasus-kasus transgender saat ini tentunya tidak adil jika kita menyalahkan keberadaan Tuhan yang telah menciptakanya. Adanya prilaku menyimpang tersebut bukan semata-mata terjadi begitu saja melainkan melalui proses yang panjang yang dimulai sejak masa kanak-kanak. Kehilangan sosok yang dia anggap patut untuk dijadikan contoh ternyata tidak dia temukan dan dia menemukan sesuatu dari lawan jenisnya yang dia anggap biasa dilakukan oleh jenisnya juga. Hal tersebut membuat secara tanpa dia sadari prilaku, kepribadian dan orientasi sexnya telah berubah dari yang seharusnya lawan jenis menjadi sejenis. Setelah dia sadar akan prilaku menyimpangnya ternyata dia tidak mendapat dukungan moril dan spiritual dari pihak keluarga maupun teman-temanya, sehingga dia tetap larut dengan kesalahan dari prilaku dan kepribadian yang menyimpang tersebut tanpa ada yang peduli untuk membantunya keluar dari prilaku tersebut dan bahkan malah mencibirnya.  

6 Langkah Untuk Membantu Menemukan Jatidiri Anak Anda

1. Perhatian 
Berikan perhatian terhadap apa yang anak Anda lakukan dan jangan pernah mencelanya walaupun dengan kata-kata yang sederhana misalnya “halah”, “huh”, “jelek”, dsb. 
2. Berbicara
Berilah kesempatan dia untuk mengungkapkan alasan, kenapa, mengapa, apa dan bagaimana sehingga dia akan paham apa yang sedang dibicarakan dan dia akan belajar bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan apa yang ada disekelingnya.
3. Tunjukan prilaku yang baik
Prilaku yang baik dan sopan santun merupakan sesuatu yang wajib dan harus ditanamkan kepadanya sejak dini dan memberikan contoh-contoh bagaimana Anda berbicara, berkomunikasi, berinteraksi dengan orang yang lebih tua dari Anda, atau lebih muda. 
4. Hormati apa yang menjadi keingginannya
Jangan membunuh kreativitasnya untuk berpikir ini atau itu yang terbaik untuk dirinya tetapi coba komunikasikan apa yang terbaik unuk dia tanpa harus memaksakan ego Anda yang terbaik. Hargai setiap keputusannya sebagai buah pikir dari dirinya yang memang mungkin Anda harus maklum karena kekanak-kanakannya yang membuat Anda jengkel.
5. Tanamankan rasa percaya diri
Munculkan rasa percaya diri anak Anda dengan memberikan pujian-pujian atas prestasi yang telah dia raih, misalkan “wah anak papa udah pintar bisa makan sendiri” dst. Rasa percaya diri akan sangat membantu untuk mengembangkan potensinya dalam berkomunikasi, berprilaku, dan berpikir kritis.
6. Evaluasi
Evaluasi kegiatannya setiap hari atau setiap minggu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan putra-putri Anda, jika ada kegiatan yang seharusnya tidak mendidik maka jauhkan dari pikirannya dan buat agenda baru untuk mengenalkan hal-hal baru yang lebih menarik.

Tidak ada komentar: