Selasa, 16 Desember 2008


Assalamualaikum wr wb

Trimakasaih atas tanggapannya Zodiac.

Alhamdulillah memang teman2 yg satu ide dengan saya sudah banyak sekali. Di seluruh dunia di setiap negara pasti ada perwakilan (maaf saya tidak mau sebut kelompok...krn Islam itu satu tidak perlu dikelompok2kan) yg memiliki anggota yg se ide dgn saya. Saya sendiri tidak mengikuti kelompok apapun tetapi saya stuju dengan ide kelompok tersebut.

Respon umat terhadap ide2 untuk menegakkan kembali sistem Islam sangat luar biasa. Kalau anda mencarai informasi di daerah2 bekas wilayah kekuasaan Islam maka akan anda jumpai orang2 yg luar biasa memperjuangkan Islam dgn metode perjuangan yg Insyaallah sesuai dgn metode Rasulullah.

Salah satu pengalaman menarik yg pernah melihat kedahsyatan pejuang yg seide dgn saya adalah dr. Jose Rizal Jurnalis ketua MERC. Beliau benar2 melihat rekan2 kami di Afghanistan yg kagum akan semangat perjuangan Islam. Beliau bertanya kepada mereka apakah ada organisasi mereka yg ada di Indonesia, mereka menjawab bahwa di indonesia justru berkembang pesat krn pemerintah tidak menekan perjuangan kami secara ditaktor. Skrg dr. Jose Rizal menjadi bagian dari umat yg setuju dgn Ide penegakkan kembali sistem Islam.

Kami tidak melarang memilih dalam pemilu di dlm demokrasi tetapi mengajurkan untuk memilih partai yg benar2 ingin mengembalikan sistem Islam menjadi sistem yg tegak diatas bumi ini dan menyatukan kembali negeri2 muslim lainnya. Jika tidak ada partai yg seperti tersebut maka keputusan ditanggan anda sebagai pemilih, mau memilih atau tidak maka hisab ada ditangan anda.

Sebenarnya kelompok ini pernah meminta izin ke kantor pusat kalau tidak salah di Yordania untuk mengikuti pemilu di indonesia, oleh kantor pusat dizinkan tetapi dengan syarat2 yg ketat. Pada pemilu 2004 kelompok ini mendaftarkan diri untuk ikut menjadi peserta pemilu tapi niat itupun diurungkan karena ternyata setiap kelompok yg ingin ikut dalam pemilu maka harus menandatangani surat pernyataan bahwa setia pada UUD 1945 dan Pancasila dan tidak boleh merubah dasar negara, serta Islam hanya menjadi Asas dan bukan menjadi sebuah Ideologi.

Jadi sudah terjawab bahwa kita konsisten untuk tetap memperjuangkan Islam untuk mengembalikan sistem Islam dengan jalan diluar demokrasi. Sampai kapanpun demokrasi tidak pernah akan mengizinkan islam untuk berkuasa dimuka bumi ini, krn Demokrasi adalah alat penjajahan Barat.

Silahkan cek organisasi Islam apa yg saat ini berkembang pesat di Barat khususnya di Inggris dan Perancis, serta Australia. Dan silahkan cek kembali ke MUI organisasi Islam tersebut. Serta organisa Islam apa yg saat ini juga sangat gigih berjuang mengembalikan sistem Islam di 5 benua didunia, pasti anda akan mendapatkan satu nama organisasi tersebut.

Islam itu satu dan selamanya akan sama antara Islam di barat dgn di timur, semuanya menuntut kewajiaban umatnya untuk menegakan hukum2 Allah.

Kalau salah saya mohon maaf karena saya bukan anggota dari kelompok organisasi tersebut, mohon dikoreksi. Sekian semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum wr wb

ardobinardi.blogspot.com

Senin, 15 Desember 2008

Menjawab apakah kita sudah sempurna seperti Rasulullah


Assalamualaikum wr wb.

Trimakasih teman2ku semua yg memberikan komentarnya, dengan rasa rendah hati dan persahabatan saya tulus mengucap terimakasih untuk segala komentar yang diberikan.

>> apakah kita sudah juga menegakkan nilai-nilai sunnah Rosul dalam diri kita ?

untuk semua sunah yg Rasul contohkan mungkin belum dan mungkin tidak pernah bisa semua yg Rasul miliki baik sikap, prilaku, karakter dll untuk bisa dipraktekkan atau dimiliki oleh umatnya krn umatnya adalah manusia biasa dan tidak maksum seperti Rasulullah.

>> Sudahkah sholat kita seperti sholatnya Rosul ?

Siapa yg berhak menilai bahwa sholat kita sudah seperti Rasulullah? tidak satu orang pun berhak memberikan penilaian mengenai kwalitas sholat dan iman kita kepada Allah. Hukum Islam hanya mengajarkan syarat, rukun, dll mengenai sholat dan bukan mengenai apakah sholat itu diterima/tidak (berpahala. Ketika seseorang sudah melakukan sholat fardhu maka sudah gugurlah kewajibannya, sedangkan mengenai dosa dan pahala atau apakah sholat kita diterima atau tidak itu sudah bukan menjadi urusan manusia.

>> Sudahkah perilaku hidup kita seperti perilaku hidup nya Rosul ?

Rasul itu sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yg baik) sudah sepantasnya dan sewajibnya kita menjadikan beliau sebagai prototype yg sempurna bagi setiap perilaku kita, terlepas apakah sudah seperti Rasul atau belum maka itu bukan urusan kita, yg menjadi urusan kita adalah hanya berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani beliau, setelah itu kita berserah diri kepada Allah untuk mencari ridho-Nya.

>> Sudahkah kita mencintai anak yatim seperti cinta nya Rosul ?

mencintai anak yatim merupakan bagian dari sifat Rasulullah yg mulia. Urusan mencintai itu adalah urusan hati, urusan hati tidak bisa dihukumi oleh hukum Islam, hukum Islam hanya menghukumi hal-hal yg nampak atau hal2 yg memang telah terjadi, bukan hal2 yg belum terjadi. jadi urusan apakah kita sudah mencintai anak yatim seperti cintanya Rasulullah atau belum maka tanyakan pada diri sendiri dan yakinlah bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu yg tersembunyi didalam hati manusia.

>> Sudahkah perduli kita pada orang miskin seperti perduli nya Rosul ?

perduli = kepedulian = keinginan untuk membantu = isi hati = rasa mencintai..... uraiannya sama dgn mencintai anak yatim.

>> Sudahkah kehidupan kita seperti kehidupan Rosul yang hidup sangat bersahaja ?

uraiannya kurang lebih sama dgn perilaku hidup Rasulullah. Bahwa segala sesuatu memiliki hukum asal boleh sepanjang tidak ada dalil yg larangannya, maka mau kita berjalan menggunakan unta atau pesawat, atau mau kita tinggal ditengah padang pasir atau di hotel berbintang maka sepanjang itu tidak ada larangannya maka hukumnya adalah boleh. tetapi sebagai Muslim maka kita kena hukum bahwa berlebih-lebihan itu perbuatan syaitan.

>> Apakah cinta kita kepada Alloh sudah seperti cinta Rosul kepada Alloh ?

lagi2 ini masalah hati, tidak bisa urusan hati menjadi obyek hukum Islam, karena hati itu tidak nampak. Justru krn saya cinta Allah dan Rasulullah maka saya mengajak kepada teman2ku semua untuk mencintai ajaranya juga dgn berjuang menerapkan hukum2 Islam sehingga kita bisa hidup secara kaffah dlm bingkai Islam. Kalau cuman mengatakan cinta saja maka itu tidak cukup untuk membuktikan cinta kita kepada Allah, tapi perlu perjuangan untuk membuktikan bahwa kita cinta dan rela menyerahkan hidup kita untuk Allah dgn memperjuangkan Islam secara kaffah.

>> Kalau menerapkan sunnah jangan pilih-pilih,totalitas Mas!

Sunah = Hadist. Tidak boleh seorang muslim menolak satu hadist pun dlm kehidupannya. seorang yg menolak satu hadist rasul maka dia termasuk ingkarussunnah yg berarti menjadikan dia seorang yg murtad.
Semaksimal mungkin kita berusaha untuk menjalankan semua perintah Allah dan rasul-Nya, terlepas sempuna atau tidak maka kewajiban kita hanyalah berusaha menjadi muslim yg kaffah, muslim yg sempurna yg mengharapkan ridha Allah semata. Kesempurnaan itu terhanya bukan milik manusia, termasuk bukan milik seorang Muslim.

Maaf jika ada salah kata, jika salah tolong dikoreksi, jika benar semoga itu dpt bermanfaat. trimakasih.

Wassalamualaikum wr wb.


Arif/ ardobinardi.blogspot.com

Minggu, 14 Desember 2008

Bagaimana menegakkan Sistem Islam



Assalamualaikum Wr Wb.

Disela-sela kesibukan aku sempatkan sedikit menjawab dengan sepatah 2 patah kata.

Ada yang bertanya bagaimana caranya menerapkan sistem Islam? pakai cara apa?

Sudah saya jawab bahwa Demokrasi adalah haram, maka cara menegakkan sistem Islam lewat jalaur demokrasi adalah haram dan hanya impian belaka yg tidak pernah dan belum pernah ada buktinya.

Ada 2 cara pengambilalihan kekuasaan.

Pertama:

Dengan jalan kudeta politik, yakni dengan cara merebut kekuasaan dari para penguasa yang menerapkan sistem kufur untuk kemudian diganti oleh sistem Islam. Cara ini oleh sebagian orang dinilai adalah cara yang paling mungkin untuk merebut kekuasaan selain cara demokrasi melalui parlemen. Tetapi akan timbul pertanyaan, apakah cara tersebut tidak menimbulkan perang dan korban jiwa? jawabannya adalah jelas YA, pasti akan menimbulkan perang dan korban jiwa diantara kedua belah pihak yg notabene adalah saudara yg masih seaqidah. Pertanyaan yg paling penting dan mendasar adalah apakah cara kudeta politik merupakan cara yang shahih dan sesuai dengan apa yg dicontohkan Rasulullah? Jawabannya adalah TIDAK. Terus kalau bukan cara kudeta cara apalagi yg bisa dilakukan dan sesuai dengan metode Rasulullah? Jawabannya adalah Cara kedua ......

Kedua:
Selalu saya katakan bahwa saya berjuang untuk memahamkan masyarakat bahwa sistem yg diterapkan sekarang adalah sistem kufur, maka sudah sepantasnya kita memahami kewajiban untuk hidup dibawah naungan sistem Islam yang sudah jelas Rahmatan Lil alamin.
Masyarakat itu ada 2 kelompok, yakni masyarakat umum dan masyarakat yg memiliki pengaruh.
Msayarakat umum itu terdiri dari petani, pedagang, ibu rumahtangga dll, sedangkan Masyarakat yg memiliki pengaruh (ahlul quwah)terdiri dari ulama, pejabat, militer, pemerintah, PNS, dll.
Cara yang ditempuh nabi adalah dengan cara mendakwahi semua masyarakat dari mulai kalangan bawah sampai para pimpinan suku pada masa itu. Akhirnya Rasulullah pun berhasil menegakkan Islam tanpa ada pertumpahan darah pada saat pengalihan kekuasaan di kota Madinah. Para pemimpin suku dengan rela dan tunduk menyerahkan harta dan jiwanya untuk berjuang bersama-sama Rasulullah untuk meneguhkan Islam tanpa mereka dipaksa untuk tunduk. Setelah Rasul berhasil membentuk pemerintahan yang berdaulat maka Rasul membentuk angkatan perag dan membuat aturan2 kenegaraan serta mengirimkan surat keberbagai penjuru wilayah untuk mengabarkan Islam. Setelah negara Islam benar-benar kuat maka ayat2 seruan untuk berjihad dan berperang mulai turun sehingga Rasul pun mempersiapkan diri untuk memerangi kaum kafir untuk melakukan penyerbuan terdahap kaum kafir yg memerangi Islam.

Cara Rasul tersebut diatas adalah cara yg saya dan teman2 saya tempuh untuk menegakkan sistem Islam. walaupun sulit tetapi saya dan teman2 yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Tidak ada cara lain yg saya yakini sesuai dan seefektif dgn apa yg dilakukan Rasulullah. Saya dan teman2 berjuang memberikan pemahaman kepada umat baik yg tidak memiliki kekuasaan maupun yg berkuasa atau ahul quwah. Saat ini perjuangan saya dan teman2 saya diseluruh antero dunia memiliki satu metode yg sama yakni mengembalikan sistem Islam dengan jalan damai dengan membenturkan pemikiran kufur dgn pemikiran Islam merujuk pada metode yg telah dipraktekkan Rasulullah.

Keberhasilan saya dan teman2 saya di Indonesia adalah menyatukan suara Umat Islam dari berbagai kelompok kedalam wadah Forum Umat Islam, serta mendukung upaya2 MUI dalam menyerang pemikiran kufur yg dilakukan oleh JIL.

Banyak sekali temen2 saya diseluruh dunia yg berjuang tanpa harus berlumuran dengan demokrasi, Insyaallah disetiap negara pasti ada yg berjuang dengan metode yg seperti Rasul contohkan. Perjuangan saya dan temen2 diseantero dunia bukanlah perjuang lokal melainkan perjuangan Internasional dimana Islam tidak memiliki sekat negara yg diaristeki oleh kaum penjajah Barat. Melain Islam harus tegak kembali dibumi Allah tercinta ini.


Banyak slah dan kata mungkin saya ucapakan, untuk itu saya mohon maaf jika ada salah kata. Sekian semoga bermanfaat.


Wassalamulaikum Wr wb.

Arif/ ardobinardi

Jumat, 17 Oktober 2008

Petisi Dukungan RUU Pornografi



Berikan dukungan Anda pada Pansus RUU Pornografi untuk segera mengesahkan RUU Pornograsi sebagai sebuah undang-undang yang dapat melindungi bangsa kita, putra-putri kita, dan generasi kita di masa sekarang dan masa depan dengan mengirimkan SMS ke SMS center :

081380123450Ketik : RUUalasan perlunya RUU, nama, alamat domisili

atau lewat Email : i@gmail.comC

atau dengan menandatangani petisi dukungan RUU Pornografi berikut:
http://www.petitiononline.com/RUU/petition.html

Bunyi Petisi Dukungan RUU Pornografi

To: DPR-RI
Kami atas nama Masyarakat Indonesia, yang peduli terhadap moral bangsa menyatakan:

1. Mendukung segera disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) Pornografi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)-RI yang akan menjadi landasan hukum bagi aparat yang bekerjasama dengan masyarakat untuk menindak tegas segala bentuk pelanggaran yang tertuang dalam RUU tersebut.
2. Mengecam segala bentuk tindakan pelecehan maupun eksploitasi seksualitas terhadap perempuan maupun anak-anak sebagai korban dari ketiadaan landasan hukum
3. Menghimbau kepada pihak-pihak yang menolak RUU ini agar melihat bahwa adanya RUU ini bukan sebagai sebuah pembatasan kebebasan berekspresi melainkan sebagai sebuah aturan penegakan hukum yang pelaksanaannya tetap mendapat pengawasan semua pihak

atas nama bangsa Indonesia,

Aliansi Peduli Moral Bangsa

Sincerely,


Arif Widodo


Selasa, 14 Oktober 2008

Kecerobohan dan kebodohan Diknas Mengumumkan Data Data Siswa se Indonesia secara lengkap di internet.












Assalamualaikum.

Allahu Akbar, Subkhanallah, Astaghfirllahaladzim. kok begitu bodohnya orang2 yang di diknas itu, orang bodoh pun pasti sangat hati2 untuk memberikan semua identitas yang berkaitan dgn dirinya. Laa ini wong gak ada yang minta kok malah dikasih gratis, ibarat ikan asin memang ditaruh didepan mulut kucing. Sebegitu bodohkah orang2 yang mengaku dirinya sebagai praktisi atau badan regulasi pendidikan nasional?
Ga usah gitu, emang yang bikin sistem itu mau apa kalau data rumah, telepon, pekerjaan, tanggal lahir atau mungkin malah nomer rekening atau kartu kreditnya diketahui oleh orang lain. Huh dasar gak pernah kena informasi kali. Di internet atau pun didunia nyata aja banyak orang yang melakukan tindakan2 pencurian data-data pribadi seseorang secara ilegal, lah ini kok malah dikasih cuma-cuma alias grentongan. Hemm memang udah edan atau memang masih cukup gila.

Hanya dengan berbekal nomer telepon aja seseorang dapat melakukan tindakan2 kriminal dgn berbagai modus operandinya, entah mo nawarin produk, mau bilang tukang PLN atau mungkin malah mengatasnamakan sekolah yang dimaksud. Misalnya aja dirumah hanya ada seorang pembantu rumah tangga, trus dengan dalih memverifikasi data anak majikkannya dgn menanyakan kebenaran data yang dimaksud maka si penipu tadi bisa meyakinkan para pembantu tadi untuk membukakan pintu pagar dgn berbagai alasan yang memungkinkan untuk dilakaukan penipuan.
Hem dunia memang udah edan atau orang2nya aja yag memang udah edan atau memang cukup orang2 di Diknas saja yang cukup gila melakukan kesalahan yang fatal. Tolong lindungi anak2 kita dari bahaya penculikan, perampokan, pemerkosaan dan tindak kriminal lainya.

Wassalammualaikum.


Arif widodo

Menjawab Apasih sebenarnya Short Selling itu?





Short-selling adalah transaksi jual yang dilakukan investor meskipun investor tidak memiliki saham tersebut. Caranya perusahaan sekuritas meminjamkan sahamnya atau saham investor lain buat investor yang akan bermain short-selling. Tapi investor harus mengembalikan lagi saham itu ke pemiliknya sesuai perjanjian. Jika tidak akan kena denda atau jaminan disita.

Biasanya investor memasang harga tinggi untuk short selling sehingga ketika harga saham jatuh di bawah para pemain short selling akan mendapat keuntungan.

Aksi short selling itu dilakukan dengan mengembuskan sentimen negatif agar harga saham yang menjadi target anjlok. Investor yang bersangkutan lalu membeli kembali saham itu dengan harga lebih murah untuk selanjutnya dikembalikan kepada broker.

Kalau buat saya pribadi apapun itu namanya semua jenis transaksi dipasar modal adalah haram karena bisnis tersebut bukanlah bisnis yang rill yang dapat memberikan kemaslahatan umat, bahkan justru itu menimbulkan sesuatu yang tidak adil.

disari dari berbagai sumber termasuk dari http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/msg54958.html

Arif Widodo

Senin, 13 Oktober 2008

Aku Bangga Dengan Ayahku


Di antara hal yang tidak diragukan lagi karena memang terjadi adalah bahwa setiap ayah mendambakan anak sebagai buah hati bisa sukses dan berhasil dalam pendidikan dan sekolahnya serta kehidupannya. Karenanya, ayah senantiasa berdo’a kepada Allah agar memberikan kemudahan dan keteguhan bagi anak tercinta. Ayah menjanjikan hadiah dan mengabulkan keinginan si buah hati jika lulus dalam ujian dan memberikan ancaman serta marah jika sampai gagal dalam ujian. Perasaan seperti ini memang merupakan fitrah manusia dan memang terjadi di antara kita.


Akan tetapi wahai Ayah yang penyayang, apakah perhatianmu kepada si buah hati berupa perhatian penuh terhadap sekolah, pendidikan, masa depan dan urusan dunianya itu -karena memang engkau sadar itu adalah kewajibanmu- sama seperti perhatianmu terhadap akhirat mereka? Apakah engkau benar-benar memikirkan dan mengkhawatirkan nasib mereka setelah mati seperti halnya perhatianmu akan kenyamanan dan kebahagiaan hidup mereka sewaktu di dunia? Inilah tanggung jawabmu wahai Ayah. Engkau curahkan semuanya untuk dunia yang fana sementara engkau abaikan akhirat yang kekal selamanya. Engkau sibuk memikirkan kehidupan mereka tapi engkau lupakan keadaan setelah matinya. Engkau bangun bagi mereka rumah dari tanah, batu dan bata di dunia tapi engkau haramkan mereka untuk mendapatkan rumah di akhirat yang indah bertatahkan intan permata.

Itulah keinginanmu! Itulah angan-anganmu! Semuanya tidak lebih dari agar anak-anakmu bisa jadi dokter, insinyur, pilot ataupun tentara. Ya Allah! Semuanya itu hanya cita-cita dunia…..! Engkau berusaha, bekerja membanting tulang dan bersungguh-sungguh hanya untuk dunianya… Mana usahamu untuk akhiratnya wahai Ayah……? Fenomena ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, bahkan mayoritas manusia demikian adanya. Mereka begitu serius berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan fisik anak-anaknya. Tetapi mereka menelantarkan pendidikan hatinya yang padahal dengannyalah anak-anaknya bisa hidup dan bahagia atau sebaliknya binasa dan sengsara. Inilah kenyataan!

Ayah! Mungkin engkau mengira bahwa ini hanyalah perkataan yang tiada beralasan. Tapi jika engkau ingin bukti maka simaklah wahai Ayah yang penyayang!

Bayangkan atau anggap anakmu terlambat mengikuti ujian di sekolahnya. Apakah yang engkau rasakan wahai Ayah? Bukankah engkau akan berlomba dengan waktu mengantarkan anakmu agar bisa mengikuti ujian meskipun terlambat? Bahkan sebelumnya, bukankah engkau akan rela untuk tidur setengah mata agar bisa membangunkan si buah hati supaya tidak terlambat? Bukankah engkau akan melakukan segalanya agar anak tercinta yang menjadi kebanggaanmu bisa ikut ujian tepat waktu? Saya yakin jawabannya adalah Ya. Bukankah engkau melakukan semua itu wahai Ayah? Akuilah!!

Sekarang, apakah perasaanmu itu sama atau akan muncul juga ketika anakmu terlambat shalat Shubuh? Apakah engkau akan berusaha agar anakmu shalat Shubuh tepat waktu? Saya hanya berprasangka baik bahwa engkau memang shalat Shubuh tepat waktu. Karena jika tidak, bagaimana mungkin engkau akan membangunkan anak-anakmu sementara engkau sendiri terlambat untuk itu?

Kemudian, bukankah engkau setiap hari senantiasa bertanya kepada anakmu tentang sekolahnya? Apa yang dipelajari, apa yang dilakukan, jawaban apa yang diberikan ketika ujian dan berharap jawaban itu benar? Tetapi, apakah setiap hari engkau bertanya juga tentang urusan agamanya? Apakah engkau bertanya sudahkah dia shalat? Dengan siapa dia duduk dan bergaul? Tidakkah engkau bertanya apa yang dia lakukan ketika tidak di rumah, ta’at atau maksiat?

Ayah, bukankah dadamu terasa sesak ketika tahu bahwa si buah hati salah dalam menjawab ujian? Bukankah engkau merasa terhimpit ketika tahu bahwa nilainya jauh di bawah sempurna bahkan rata-rata? Bukankah engkau merasa terpukul ketika tahu bahwa dia gagal dalam ujiannya? Akan tetapi, apakah dadamu juga terasa sesak, dadamu juga terasa terhimpit ketika tahu bahwa anakmu sangat minim dalam menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya terlebih sunah-sunahnya? Tidakkah ini cukup menjadi bukti bahwa engkau lebih dan hanya memperhatikan dunianya dan mengabaikan akhiratnya?

Ayah, engkau mengira apabila anakmu tidak lulus ujian berarti kandas sudah cita-cita dan harapan yang ada. Engkau menyangka bahwa dalam hal itu tidak ada kesempata kedua terlebih ketiga. Ketahuilah wahai Ayah…, bahwa kegagalan yang hakiki…, kegagalan yang memang tidak ada lagi kesempatan kedua atau ketiga untuk memperbaiki, adalah masuknya mereka ke dalam neraka dengan api yang panas menyala-nyala. Tahukah engkau bahwa kegagalan yang hakiki adalah penyesalan dan kerugian yang disertai adzab yang pedih lagi menghinakan? Setelah ini akankah engkau masih beralasan bahwa kita sekarang hidup di dunia sehinga harus fokus memikirkannya? Kalau begitu kapankah engkau akan fokus memikirkan akhirat padahal di akhirat nanti tidak ada lagi amalan yang ada hanyalah pembalasan?

Sungguh wahai Ayah jikalau demikian adanya -kita berlindung kepada Allah darinya- maka tidaklah bermanfaat kesuksesan yang diraih di dunia. Tidaklah bermanfaat ijazah, harta, istana yang megah, kedudukan dan kekuasaan kalau ternyata catatan amal perbuatan diberikan dari arah kirinya. Kemudian mereka akan berteriak:
“Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-sekali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaannku dariku.” (Al-Haqqah: 25-29)

Ah…sungguh tidak bermanfaat kekuasaanku, ilmu duniaku, serta ijazahku. Semuanya telah hilang, semuanya lenyap…yang ada hanyalah kerugian dan kegagalan.

Tahukah engkau apakah kerugian itu? Tahukah engkau apakah kegagalan itu? Ya, di dunia kerugian dan kegagalan itu adalah jika anakmu tidak bisa menjadi dokter, atau insinyur atau pilot dan guru. Akan tetapi di akherat, yang ada hanyalah kebahagiaan atau kesengsaraan. Yang satu berarti surga yang lainnya berarti neraka. Akankah engkau rela membiarkan mereka mengalami kerugian dan kegagalan dalam arti kesengsaraan di dalam neraka?

Saya tidak katakan tinggalkan anak-anakmu! Saya tidak katakan biarkan mereka jangan diajari masalah dunia! Tidak, demi Allah, saya tidak katakan demikian. Saya hanya katakan bahwa akherat lebih utama dan ditekankan untuk diperhatikan, lebih serius untuk diusahakan dan lebih bersunguh-sungguh untuk beramal meraih kebahagiaannya.

Wahai Ayah…! Siapakah di antaramu yang begitu bersemangat bersungguh-sungguh mendatangkan seorang pendidik untuk mengajarkan kepada anaknya Al-Qur’an dan menerangkan As-Sunnah? Sungguh sedikit sekali yang telah berbuat demikian. Alangkah baik kiranya kalau mereka tidak memfasilitasi anak-anaknya dengan sarana kerusakan. Akan tetapi kita lihat justru mereka dengan jeleknya pemikiran dan kurangnya perhitungan malah mendatangkan kejelekan bagi anak-anaknya dengan memfasilitasi dengan kendaraan-kendaraan, sopir pribadi, pembantu (pelayan) serta memenuhi rumahnya dengan barang-barang dan hal-hal yang diharamkan yang melalaikan dari dzikrullah dan ta’at kepada-Nya.

Siapakah di antara kalian wahai Ayah yang memberikan hadiah pada anaknya apabila hafal satu juz dari Al-Qur’anul Karim atau beberapa hadits dari hadits Nabi saw ? Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini. Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini. Kita lihat sebagian manusia, mereka menjanjikan pada anaknya apabila lulus ujian akan diajak pesiar menyusuri pantai yang indah atau wisata ke mancanegara, apakah Eropa atau Amerika, serta mereka menjanjikan dibelikan mobil agar bebas mengukur jalan. Namun adakah di antara meraka yang menjanjikannya untuk diajak umrah atau haji dan mengunjungi masjid Nabi saw?

Setelah semua itu, tahukah engkau wahai Ayah apakah buah dari hasil pendidikan seperti itu? Tahukah engkau apakah hasil dari pendidikan yang mengabaikan masalah akhirat tersebut? Hasilnya adalah Al-Qur’an berganti menjadi majalah, siwak berganti menjadi rokok dan lebih parah lagi mereka akan hidup tidak ubahnya binatang ternak. Tahukah engkau apa di antara yang membedakan kita dari binatang ternak? Kita diberikan fasilitas untuk mengerti bahwa dunia hanyalah sementara. Kita mengetahui bahwa ada kehidupan yang kekal selamanya. Maka selayaknyalah kita untuk berusaha menggapai kebahagiaan di
sana. Tetapi apabila tidak demikian maka tidaklah beda dengan binatang bahkan lebih sesat karena kita diberi fasilitas sedangkan mereka tidak. “Mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)

Di samping memperhatikan pekembangan fisik anak, kita juga harus memperhatikan pendidikan akal dan hati mereka. Kita harus memikirkan nasib mereka setelah matinya.

Langkah pertama untuk itu adalah kita perbaiki terlebih dahulu diri kita, karena dengan baiknya diri kita maka mereka akan ada di atas keteguhan dan kekokohan serta ada di dalam penjagaan Allah swt. Allah berfirman:”Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih” (Al-Kahfi: 82)

Kedua, kita jadikan bimbingan dan pengajaran Islam sebagai tujuan. Tidak ada halangan untuk belajar dan mempelajari ilmu-ilmu dunia akan tetapi tidak sebesar perhatiannya terhadap akhirat. Allah berfirman:”Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan nasib (bagian)mu dari (keni’matan) dunia.” (Al-Qashash: 77)

Wahai Ayah! Maka takutlah engkau kepada Allah pada apa yang menjadi tanggunganmu karena engkau akan diminta pertanggujawabannya di hadapan Allah. Takutlah engkau kepada Allah bahwasanya Allah telah memberikan anak sebagai amanat kepadamu tapi engkau justru membukakan pintu-pintu kejelekan bagi mereka. Allah mengamanatimu tapi engkau malah menyibukkan mereka dengan film-film, sinetron-sinetron, perangkat-perangkat kekejian, majalah-majalah porno dan semisal dengan itu. Jika demikian adanya berarti engkau telah mengkhianati amanat yang dipikulkan kepadamu dan engkau telah menipu mereka yang menjadi tanggunganmu. Nabi saw bersabda:”Tidaklah seseorang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (tanggungannya) kemudian dia mati dalam keadaan menipu mereka, melainkan Allah haramkan baginya surga.” (Bukhari Muslim)

Ayah….! Jika engkau memang sayang pada buah hatimu, tidak ingin menipu mereka dan juga tidak ingin mengkhianati amanat yang dipikulkan di pundakmu, maka kemarilah! Kemarilah untuk sama-sama menyimak wasiat Luqman kepada anaknya. Wasiat seorang ayah yang yang sangat menyayangi anaknya dan menebusnya dengan sangat mahal dan berharga. Tahukan engkau apakah dia mewasiatinya dengan dunia? Apakah dia mewasiatinya dengan intan permata dan segala perhiasan kemewahan lainnya? Tidak, bahkan dia mewasiati anaknya dengan apa yang akan menjadikannya ada dalam kehidupan yang baik. Kehidupan yang akan menyelamatkannya dari adzab Allah yang pedih. Sungguh Allah telah mengabadikannya dalam Al-Qur’an. Pernahkah engkau mendapatinya? Tahukah engkau apakah wasiatnya itu?

Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah swt. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya: ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman.” (Luqman: 13)
Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik? Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya. Adakah engkau pernah menyampaikan ini pada anakmu?

Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar. Adakah engkau demikian wahai ayah? Saya berharap engkau sudah memenuhi semuanya sehingga hanya tinggal menyampaikannya kepada anakmu. Karena jika tenyata engkaupun belum demikian…maka ini adalah mushibah dari sebenar-benar mushibah, dan kita berlindung darinya.

Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah sombong dan menghina sesama. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. “Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 19)

Inilah wahai Ayah, sejumlah wasiat dari ayah yang begitu sangat menyayangi dan mendambakan kebahagian bagi si buah hati. Pernahkah engkau menyampaikannya pada anakmu, sebagiannya atau bahkan seluruhnya..?!

Ada fenomena yang sangat kita sesali dan kita keluhkan semuanya kepada Allah, yakni sebagian ayah berusaha mematahkan semangat anaknya dan menghalangi kesungguhannya ketika melihat bahwa Allah telah memberikan hidayah kepadanya untuk mendalami dan mengamalkan ilmu agama. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menghasut dan menakut-nakuti serta menebar was-was. Mereka mengatakan bahwa belajar agama hanya akan mengikat kebebasan jiwa. Mereka juga mencela dan juga memperolok-oloknya, sehingga tidak tahu lagi apakah yang dicela itu adalah orangnya atau agama yang dibawanya. Ketika didapati anaknya memanjangkan janggut maka dikatakan seperti kambing. Ketika anaknya berusaha mengenakan pakaian di atas mata kaki maka dikatakan takut cacing dan lain sebagainya. Maka apakah ini perlakuannmu terhadap apa yang menjadi amanatmu? Apakah ini yang engkau nasihatkan kepada mereka?

Takutlah engkau kepada Allah! Takutlah bahwasanya Allah sentiasa mengawasi bagaimana engkau mendidik mereka. Ajarilah mereka apa yang bermanfaat baginya dari urusan agama dan dunianya. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya!”(Al-An’am:32)

Ayah….! Engkau telah menyiapkan anakmu untuk menghadapi ujian dunia. Maka takutlah kepada Allah dan ketahuilah olehmu serta beritahukanlah kepada anak-anakmu bahwa barang dagangan Allah (surga) jauh lebih berharga dan lebih mahal dari perhiasan dunia. Dan ajarkanlah serta beritahukanlah mereka bahwa kesuksesan yang hakiki ada pada membatasi diri pada apa yang Allah ridlai. Beritahukanlah kepada mereka dan ketahui olehmu juga bahwa kebahagiaan yang hakiki ada pada taqwa dan ta’at kepada Allah.

Serta ketahuilah olehmu bahwa kaki seorang hamba tidak akan bergeser sejengkalpun dari posisinya pada hari kiamat dan akan diadukan kezhalimannya oleh orang yang pernah dizhaliminya. Anak akan senang bisa mendapatkan ayahnya untuk mengadukan kezhaliman yang pernah dilakukannya, demikian juga istrinya. Pada hari kiamat nanti anak-anak akan membantah dan menyalahkan ayah-ayah mereka dengan berkata: “Wahai Rabb kami, ambil lah hak kami pada ayah kami yang zhalim ini. Dia telah menyebabkan kami tidak melakukan apa yang Engkau ridlai. Dialah yang telah mendidik kami tidak ubahnya binatang ternak. Dialah yang mendatangkan berbagai hal yang membinasakan dan tidaklah ada satu kerusakan melainkan didatangkannya ke hadapan kami.” Maka apakah yang nanti akan engkau katakan untuk menjawab semuanya itu wahai Ayah yang penyayang, yang begitu “sayang”nya sehingga menjerumuskan anaknya pada kebinasaan? Bahkan pada akhirnya nanti sama-sama ada dalam kebinasaan.
“Yaitu pada hari dimana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’araa’: 88-89)

Maka di manakah hartamu? Di manakah anak yang engkau banggakan itu? Mereka justru menyalahkanmu dan menyeretmu untuk ikut merasakan panas neraka karena engkaulah yang punya andil besar untuk itu.
Kita berlindung kepada Allah dari semua itu dan memohon agar Allah menunjukkan kita kepada kebaikan dan memberikan kekuatan dan kemudahan untuk menempuhnya serta dimatikan di atasnya, serta kita memohon kepada-Nya agar menyelamatkan kita, keluarga serta anak keturunan kita dari adzab-Nya yang pedih. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Terakhir wahai Ayah! Bertaqwalah engkau kepada Allah. Takutlah Engkau kepada-Nya pada apa yang engkau lakukan untuk anakmu. Perbaikilah pendidikan mereka! Jagalah mereka dari segala kerusakan dan kealpaan dalam segala kebaikan. Lakukanlah sejak sekarang selama mereka masih ada di hadapan kalian. Selama kalian masih bisa bersungguh-sungguh mengusahakan. Lakukanlah segera sebelum kalian hanya bisa melakukan celaan dan penyesalan yaitu pada hari dimana tidak akan bermanfaat lagi celaan dan penyesalan. Dan Allah lah tempat kita meminta perlidungan dan pertolongan.

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah lah pahala yang besar.” (At-Thagaabun: 15)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

*Ditulis oleh salah seorang ikhwan -semoga Allah membalasnya dengan surga Firdaus-(Kontributor : Umar Munawwir, 2002-08-07, Copyleft © 2001-2002 Perpustakaan Islam.Com)  

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM



Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karerena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya.
Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.
Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingya peranan keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha ntuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka pergunakan antara lain:

1. Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggallkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi.

2. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka di tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya.

3. Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.

Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.”

disari dari http://abumuadz.wordpress.com/2007/05/05/pendidikan-anak-dalam-islam/

arif widodo

MEMPERHATIKAN ANAK KETIKA DALAM KANDUNGAN



Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya. Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya. Sabda Rasulullah :

“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i. Kata Al Albani dalam Takhrij al Misykat: “Isnad hadits inijayyid’ )
Sang ibu hendaklah berdo’a untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum muslimin. Karena termasuk do’a yang dikabulkan adalah do’a orangtua untuk anaknya.
MEMPERHATIKAN ANAK SETELAH LAHIR
Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orangtua atau wali dan orang di sekitamya melakukan hal-hal berikut:

1. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.
Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini kepada keluarga dan sanak famili, sehingga semua akan bersuka cita dengan berita gembira ini. Firman Allah ‘Azza Wa Jalla tentang kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam bersama malaikat:
“Dan isterinya berdiri (di balik tirai lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari lshaq (akan lahir puteranya) Ya ‘qub. ” (Surah Hud : 71).
Dan firman Allah tentang kisah Nabi Zakariya ‘Alaihissalam:
“Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah mengembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu ) Yahya ” (Ali Imran: 39).
Adapun tahni’ah (ucapan selamat), tidak ada nash khusus dari Rasul dalam hal ini, kecuali apa yang disampaikan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam apabila dihadapkan kepada beliau anak-anak bayi, maka beliau mendo’akan keberkahan bagi mereka dan mengolesi langit-langit mulutnya (dengan korma atau madu )” ( Hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud).
Abu Bakar bin Al Mundzir menuturkan: Diriwayatkan kepada kami dari Hasan Basri, bahwa seorang laki-laki datang kepadanya sedang ketika itu ada orang yang baru saja mendapat kelahiran anaknya. Orang tadi berkata: Penunggang kuda menyampaikan selamat kepadamu. Hasan pun berkata: Dari mana kau tahu apakah dia penunggang kuda atau himar? Maka orang itu bertanya: Lain apa yang mesti kita ucapkan. Katanya: Ucapkanlah:
“Semoga berkah bagimu dalam anak, yang diberikan kepadamu, Kamu pun bersyukur kepada Sang Pemberi, dikaruniai kebaikannya, dan dia mencapai kedewasaannya” ( Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul fi Ahkamil Maulud.)

2. Menyerukan adzan di telinga bayi.
Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan:
“Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah” ( Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi.
Hikmahnya, Wallahu A’lam, supaya adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Ini sesuai dengan pemyataan hadits:
” Jika diserukan adzan untuk shalat, syaitan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak mendengar seruan adzan” (Ibid)

3. Tahnik (Mengolesi langit-langit mulut).
Termasuk sunnah yang seyogianya dilakukan pada saat menerima kelahiran bayi adalah tahnik, yaitu melembutkan sebutir korma dengan dikunyah atau menghaluskannya dengan cara yang sesuai lalu dioleskan di langit-langit mulut bayi. Caranya,dengan menaruh sebagian korma yang sudah lembut di ujung jari lain dimasukkan ke dalam mulut bayi dan digerakkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri sampai merata. Jika tidak ada korma, maka diolesi dengan sesuatu yang manis (seperti madu atau gula). Abu Musa menuturkan:
“Ketika aku dikaruniai seorang anak laki-laki, aku datang kepada Nabi, maka beliau menamainya Ibrahim, mentahniknya dengan korma dan mendo’akan keberkahan baginya, kemudian menyerahkan kepadaku”.
Tahnik mempunyai pengaruh kesehatan sebagaimana dikatakan para dokter. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau yang dimuat majalah Al Ummah, Qatar, edisi 50, menyebutkan: “Tahnik dengan ukuran apapun merupakan mu’jizat Nabi dalam bidang kedokteran selama empat belas abad, agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah di baliknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua anak kecil (terutama yang baru lahir dan menyusu) terancam kematian, kalau terjadi salah satu dari dua hal:
a. Jika kekurangan jumlah gula dalam darah (karena kelaparan).
b. Jika suhu badannya menurun ketika kena udara dingin di sekelilingnya.”‘

4. Memberi nama.
Termasuk hak seorang anak terhadap orangtua adalah memberi nama yang baik. Diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda:
” Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah Ta’ala yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedang nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” ( HR.Abu Daud An Nasa’i)
Pemberian nama merupakan hak bapak.Tetapi boleh baginya menyerahkan hal itu kepada ibu. Boleh juga diserahkan kepada kakek, nenek,atau selain mereka.
Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang baik. Disebutkan Ibnul Qayim dalam Tuhfaful Wadttd bi Ahkami Maulud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tatkala melihat Suhail bin Amr datang pada hari Perjanjian Hudaibiyah beliau bersabda: “Semoga mudah urusanmu”
Dalam suatu perjalanan beliau mendapatkan dua buah gunung, lain beliau bertanya tentang namanya. Ketika diberitahu namanya Makhez dan Fadhih, beliaupun berbelok arah dan tidak melaluinya.( Ibnu Qayim Al Jauziyah, Tuhfatul Wadud, hal. 41.)
Termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang jelek dengan nama yang baik. Beliau pernah mengganti nama seseorang ‘Ashiyah dengan Jamilah, Ashram dengan Zur’ah. Disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan :”Nabi mengganti nama ‘Ashi, ‘Aziz, Ghaflah, Syaithan, Al Hakam dan Ghurab. Beliau mengganti nama Syihab dengan Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji’ dengan Al Munba’its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah (Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah (Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah (Anak keturunan balk).” (Ibid)

5. Aqiqah.
Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi, katanya: Rasulullah bersabda:
“Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya” (HR. Al Bukhari.)
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,bahwaRasulullah bersabda:
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding, sedang untuk anak perempuan seekor kambing” (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Aqiqah merupakah sunnah yang dianjurkan. Demikian menurut pendapat yang kuat dari para ulama. Adapun waktu penyembelihannya yaitu hari ketujuh dari kelahiran. Namun, jika tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh boleh dilaksanakan kapan saja, Wallahu A’lam.
Ketentuan kambing yang bisa untuk aqiqah sama dengan yang ditentukan untuk kurban. Dari jenis domba berumur tidak kurang dari 6 bulan, sedang dari jenis kambing kacang berumur tidak kurang dari 1 tahun, dan harus bebas dari cacat.

6. Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak seberat timbangannya.
Hal ini mempunyai banyak faedah, antara lain: mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala, membuka pori-pori di samping memperkuat indera penglihatan, pendengaran dan penciuman. (Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Auladfil Islam, juz 1.)
Bersedekah perak seberat timbangan rambutnya pun mempunyai faedah yang jelas.
Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya, katanya:
“Fatimah Radhiyalllahu ‘anha menimbang rambut Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia mengeluarkan sedekah berupa perak seberat timbangannya (HR. Imam Malik dalam Al Muwaththa’)

7. Khitan.
Yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar kepala zakar pada anak laki-laki, atau bagian kulit yang menonjol di atas pintu vagina pada anak perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah bersabda:
“Fitrah itu lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak” (HR. Al-bukhari, Muslim)
Khitan wajib hukumnya bagi kaum pria, dan rnustahab (dianjurkar) bagi kaum wanita.WallahuA’lam.

Inilah beberapa etika terpenting yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh orangtua atau pada saat-saat pertama dari kelahiran anak.
Namun, di sana ada beberapa kesalahan yang terjadi pada saat menunggu kedatangannya Secara singkat, antara lain:

A. Membacakan ayat tertentu dari Al Qur’an untuk wanita yang akan melahirkan; atau menulisnya lalu dikalungkan pada wanita, atau menulisnya lalu dihapus dengan air dan diminumkan kepada wanita itu atau dibasuhkan pada perut danfarji (kemaluan)nya agar dimudahkan dalam melahirkan. ltu semua adalah batil, tidak ada dasamya yang shahih dari Rasulullah, Akan tetapi bagi wanita yang sedang menahan rasa sakit karena melahirkan wajib berserah diri kepada Allah agar diringankan dari rasa sakit dan dibebaskan dari kesulitannya Dan ini tidak bertentangan dengan ruqyah yang disyariatkan.

B. Menyambut gembira dan merasa senang dengan kelahiran anak laki-laki, bukan anak perempuan.
Hal ini termasuk adat Jahiliyah yang dimusuhi Islam. Firman Allah yang berkenaan dengan mereka:
“Apabila seseorang dari merea diberi kabar dengan (kelahiran) anak, perempuan, hitamlah (merah padamlah) matanya, dan dia sangat marah; ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan padanya. Apakah dia akan memeliharannya dengan menanggumg kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang telah mereka lakukan itu”(Surah An Nahl : 58-59).
Mungkin ada sebagian orang bodoh yang bersikap berlebihan dalam hal ini dan memarahi isterinya karena tidak melahirkan kecuali anak perempuan. Mungkin pula menceraikan isterinya karena hal itu, padahal kalau dia menggunakan akalnya, semuanya berada di tangan Allah ‘Azza wa lalla. Dialah yang memberi dan menolak. Firman-Nya:
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki atau Dia menganugerahkan kepada siapa yang dia kehendaki-Nya, dan dia menjadikan Mandul siapa yang Dia kehendaki…” (Surah Asy Syura :49-50).
Semoga Allah memberikan petunjukkepada seluruh kaum Muslimin.

C. Menamai anak dengan nama yang tidak pantas.Misalnya, nama yang bermakna jelek, atau nama orang-orang yang menyimpang seperti penyanyi atau tokoh kafir. Padahal menamai anak dengan nama yang baik merupakan hak anak yang wajib atas walinya.
Termasuk kesalahan yang berkaitan dengan pemberian nama, yaitu ditangguhkan sampai setelah seminggu.

D. Tidak menyembelih aqiqah untuk anak padahal mampu melakukannya. Aqiqah merupakan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, dan mengikuti tuntunan beliau adalah sumber segala kebaikan.

E. Tidak menetapi jumlah bilangan yang ditentukan untuk aqiqah. Ada yang mengundang untuk acara aqiqah semua kenalannya dengan menyembelih 20 ekor kambing, ini merupakan tindakan berlebihan yang tidak disyariatkan. Ada pula yang kurang dari jumlah bilangan yang ditentukan, dengan menyembelih hanya seekor kambing untuk anak iaki-laki, inipun menyalahi yang disyariatkan. Maka hendaklah kita menetapi sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wasalam tanpa menambah ataupun mengurangi.

F. Menunda khitan setelah akil baligh.Tradisi ini dulu terjadi pada beberapa suku, seorang anak dikhitan sebelum kawin dengan cara yang biadab di hadapan orang banyak.
Itulah sebagian kesalahan, dan masih banyak lainnya. Semoga cukup bagi kita dengan menyebutkan etika dan tata cara yang dituntunkan ketika menerima kelahiran anak. Karena apapun yang bertentangan dengan hal-hal tersebut, termasuk kesalahan yang tidak disyariatkan. (Disarikan dari kitab Adab Istiqbal al Maulud fil Islam, oleh ustadz Yusuf Abdullah al Arifi)

MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA ENAM TAHUN PERTAMA



Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengannyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. (Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al Muatstsirat as Salbiyah.)
Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini.
Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua dapat kami ringkaskan sebagai berikut:

1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua, terutama ibu.
Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cintakasih ini,maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitamya. “Seorang ibu yang muslimah harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan haknya dalam perasaan-perasaan ini, yang dikaruniakan Allah dengan rahmat dan hikmah-Nya dalam diri ibu, yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan anak.” (Muhammad Quthub,Manhaiut Tarbiyah Al Islamiyah, juz 2.)
Maka sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal ini dan tidak sibuk dengan kegiatan karir di luar rumah, perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya.

2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah terbukti bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan buang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap, sesuatu yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini.
Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

3. Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak. “Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di sana ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak.
Akan tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun. Anak akan menangkap secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran puma, dan akan meniru secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau didengar di sekitamya.” (Ibid.)

4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Antara lain: (Silahkan lihat Ahmad Iuuddin Al Bayanuni,MinhajAt TarbiyahAsh Shalihah.)

” Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus.

” Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.

” Dilarang tidur tertelungkup dandibiasakan ·tidur dengan miring ke kanan.

” Dihindarkan tidak memakai pakaian atau celana yang pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.

” Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.

” Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap rakus.

” Dilarang bermain dengan hidungnya.

” Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak makan.

” Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang lain.

” Tidak memandang dengan tajam kepada makanan maupun kepada orang yang makan.

” Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik.

” Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.

” Dibiasakan kebersihan mulut denganmenggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan, sebelum tidur, dan sehabis bangun tidur.

” Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.

” Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.

” Dibiasakan membaca “AZhamdulillah” jika bersin, dan mengatakan

“Yarhamukallah” kepada orang yang bersin jika membaca “Alhamdulillah”.

” Supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.

” Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.

” Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata: Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).

” Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.

” Dibiasakan bejalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.

” Tidak membuang sampah dijalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.
” Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan “Assalamu ‘Alaikum” serta membalas salam orang yang mengucapkannya.

” Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.

” Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.

” Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.

” Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.

” Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.

” Ditanamkan kepada anak agar senang pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola, mobil-mobilan, miniatur pesawat terbang, dan lain-lainnya. Dan ditanamkan kepadanya agar membenci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia dan hewan.

” Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri.


sumber : Website “Yayasan Al-Sofwa”
www.alsofwah.or.id

Flu Burung Indonesia untuk Senjata Biologi AS?




SAAT kementerian kesehatan Indonesia berhenti mengirimkan sampel virus flu burung ke sebuah lab riset di AS beredar isu bahwa langkah itu dilakukan karena khawatir Washington akan menggunakan virus tersebut sebagai senjata biologi. Menteri Pertahanan AS Robert Gates menertawai isu tersebut dan menyebutnya sebagai “hal paling konyol” yang pernah didengarnya.

Namun, di balik tawa Robert Gates tersebut, AS ternyata mempunyai peraturan tambahan ekspor yang menekankan larangan ekspor vaksin antiflu burung dan sejumlah antivirus lainnya ke lima negara yang disebut sebagai “pendukung terorisme.” Alasan dari larangan itu adalah karena adanya kekhawatiran akan kemungkinan antivirus tersebut digunakan sebagai senjata biologi.

Berdasarkan kebijakan yang tak diketahui oleh khalayak luas ini, Korea Utara, Iran, Kuba, Suriah, dan Sudan tak bisa mendapatkan vaksin antivirus tersebut dari AS apabila tak mengajukan izin ekspor khusus. Izin tersebut kemungkinan bisa diberikan atau ditolak berdasarkan pertimbangan tertentu. Akibat dijatuhi embargo oleh AS, Iran, Kuba, dan Sudan bahkan terkena larangan untuk mendapatkan semua jenis vaksin influenza pandemi manusia.

Peraturan ekspor yang mencakup berbagai vaksin mulai dari demam dengue hingga virus Ebola itu telah meningkatkan keprihatinan di kalangan komunitas ilmiah dan kedokteran. Meskipun peraturan ekspor tersebut diberlakukan tak secara terang-terangan lebih 1 dasawarsa lalu, peraturan itu dinilai tak relevan mengingat perkembangan flu burung yang memprihatinkan.

Pihak Departemen Kesehatan dan Badan Pencegahan serta Pengendalian Penyakit AS mengaku tak menyadari adanya kebijakan tersebut apabila tak dihubungi oleh The Associated Press bulan lalu. Setelah mengetahui kebijakan itu, Departemen Kesehatan dan Badan Pencegahan serta Pengendalian Penyakit AS menyampaikan keprihatinannya.

‘Peraturan ekspor tersebut “secara ilmiah tak masuk akal,”‘ kata Peter Palese, ketua departemen mikrobiologi Fakultas Kedokteran Mount Sinai, New York. Peter Palese menerangkan vaksin antiflu burung, misalnya, dapat digunakan untuk menangkal wabah ini pada saat beredar di antara unggas sebelum bermutasi dan menyebar dengan mudah di kalangan manusia.

“Semakin banyak vaksin, semakin lebih baik. Ini merupakan masalah melindungi diri kita agar virus flu burung tak menyebar di negara-negara yang terkena larangan ekspor vaksin dari AS,” kata Peter Palese.

Beberapa ahli etika biologi menjelaskan pembatasan tersebut dapat memunculkan pertanyaan moral tentang apakah negara-negara itu terkena larangan untuk mendapatkan vaksin karena keputusan yang didasarkan pada kebijakan luar negeri. Para pakar itu berpendapat pengendalian ekspor AS ini tidak konsisten karena Libya, Irak, serta beberapa negara lainnya yang dicurigai AS memiliki program senjata biologi tak dikenakan larangan ekspor untuk vaksin unggas.***


disar dari http://hizbut-tahrir.or.id/2008/10/13/flu-burung-indonesia-untuk-senjata-biologi-as/

Arif Widodo

Peringatan ‘hancur-lebur’ dari IMF



Sistem keuangan dunia berada di ambang “hancur-lebur” secara sistemik, kata direktur Dana Moneter Internasional, IMF, di Washington, dalam peringatan yang dikeluarkannya.


Dominique Srauss-Kahn mengatakan krisis itu dimarakkan oleh ketakutan terhadap bank-bank yang berhutang banyak tetapi menambahkan negara-negara kaya sejauh ini gagal memulihkan kepercayaan.

Ia mengatakan itu setelah berembuk dengan Presiden George Bush, para menteri keuangan Kelompok G7, dan Bank Dunia.

Bush mengatakan krisis ekonomi global memerlukan reaksi bersama internasional.

Berbicara di Washinton hari Sabtu, Strauss-Kahn mengatakan, “Kekhawatiran yang besar terhadap kebangkrutan sejumlah lembaga keuangan besar yang berpusat di Amerika Serikat dan Eropa mendorong sistem keuangan dunia ke ambang kehancuran sistemik.

Kepala IMF itu bertemu di Gedung Putih dengan para menteri keuangan dari negara-negara industri terkaya, G7, yaitu AS, Kanada, Prancis, Jerman, Inggris, Italia dan Jepang, serta presiden Bank Dunia, robert Zoellick.

Menyusul pembicaraan dengan para pemimpin ekonomi itu, Bush mengatakan, “Kita harus memastikan agar langkah satu negara tidak berlawanan dengan atau merongrong tindakan negara lain.

“Di dunia yang saling terkait ini, tidak ada negara akan meraup keuntungan dengan melemahkan kekuatan negara lain. Kiat berada dalam situasi ini bersama-sama. Kita akan melewatinya bersama-sama.”

Penjualan panik

Pertemuan itu berlangsung sehari setelah pasar Asia, Eropa dan AS terus melakukan penjualan panik meskipun telah dilakukan pemotongan bunga bank dan suntikan dana segar oleh bank-bank sentral di tengah kekhawatiran akan terjadi resesi global.
HTI-Press. ***


disari dari http://hizbut-tahrir.or.id/2008/10/13/peringatan-hancur-lebur-dari-imf/

Arif Widodo

What’s Wrong With Syariah ?



Sungguh menyesakkan dada melihat pelecehan Bung Thamrin A. Tamagola terhadap aturan Allah SWT (syariah Islam) dalam sebuah diskusi di TVone (Kamis malam , 03/07/2008). Diskusi hangat yang mengambil tema “Islam yes , Negara Islam ?” banyak menyoal penerapan syariah Islam oleh negara. Dengan mengambil kasus Perda yang diklaimnya sebagai berbau syariah Bung Thamrin berusaha keras membangun opini sesat . Seolah-olah syariah Islam mengancam wanita , merugikan wanita. Diambillah contoh kasus, wanita dilarang keluar di malam hari , padahal hanya membeli sesuatu. 


Sebenarnya tidak ada yang disebut dengan perda syariah Islam sekarang ini . Tidak pernah ada aturan di daerah yang disebut perda syariah. Bahwa ada aturan yang diambil dari nilai-nilai Islam itu benar, namun perlu dicatat perda itu diterapkan bukan karena berdasarkan syariah Islam . Perda itu disahkan oleh DPRD. Artinya, perda itu diterima karena mayoritas anggota DPRD mensahkan lewat mekanisme yang demokratis. 


Tentu saja tidak tepat menolak syariah Islam , hanya dengan kasus perda yang diklaim berbau syariah. Kami ingin sampaikan syariah Islam bukan sekedar kewajiban kerudung, larangan terhadap pelacuran, atau larangan berkholwat. Mereka yang menolak syariah Islam sering kali terjebak pada apa yang disebut logika fallacy of composition, mengambil kasus-kasus yang tidak utuh , bahkan tidak bisa sepenuhnya disebut syariah Islam, untuk membangun citra negatif penerapan syariah Islam oleh negara.


Sebagai contoh tentang wanita keluar malam. Hukum asalnya sendiri tidak ada larangan wanita untuk keluar malam. Boleh saja dia keluar untuk keperluan tertentu, ke warung atau ke tetangganya. Namun kalau keluarnya wanita keluar rumah di malam hari mengancam keamanan dan kehormatannya , negara yang bertanggung jawab kepada rakyatnya justru harus melarang dan mencegahnya. Jangankan wanita, laki-laki keluar malam tapi mengancam nyawanya, sah-sah saja negara yang tidak ingin warganya celaka melakukan larangan. Perlu digaris bawahi larangan muncul karena ada sesuatu yang mengancam nyawa atau kehormatan wanita tersebut, bukan keluar rumahnya. Disisi lain, pro sekuler tidak melihat bagaimana menyedihkannya nasib wanita dibawah sistem sekuler. Ekploitasi terhadap wanita terjadi dimana-mana baik secara seksual maupun ekonomi. 


Seharusnya kita lebih utuh melihat syariah Islam. Berdasarkan syariah Islam , negara wajib menjamin kebutuhan sandang, pangan, dan papan perindividu masyarakat yang menjadi warga negara, baik muslim maupun non muslim. Kalau ada rakyatnya tidak makan atau tidak punya rumah , berdasarkan syariah Islam negara wajib memenuhi kebutuhan itu dengan gratis. Dalam pandangan syariah Islam negara wajib menjamin pendidikan gratis dan kesehatan gratis bagi seluruh warganya baik muslim maupun non muslim. Sekali lagi ,What’s wrong with syariah ?


Syariah Islam juga mengatur masalah kepemilikan antara lain pemilikan umum (milkiyah ‘amah). Dimana kepemilikan umum ini adalah milik rakyat dan tidak boleh individu (swasta) apalagi asing untuk memilikinya. Berdasarkan ini listrik, air, hutan adalah milik umum yang tidak boleh dimiliki individu(swasta). Pemilikan individu atau swasta pada bidang strategis ini akan menyebabkan terganggunya kepentingan umum. 


Termasuk dalam pemilikan umum adalah barang-barang tambang dalam jumlah yang besar seperti minyak, batu-bara, emas. Dilarang bagi individu atas swasta memilikinya. Tambang itu harus dikelola dengan manejemen yang baik, transparan, profesional oleh negara dan hasilnya diserahkan untuk rakyat. Jelas ini merupakan pemasukan negara yang sangat besar. Negara bisa menggunakannya untuk pendidikan dan kesehatan gratis. Syariah Islam mengatur hal itu. 


Syariah Islam menjamin keamanan rakyatnya dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku pembunuhan yakni hukuman mati. Pemilikan individu yang diperoleh seseorang dengan kerja keras dan halal dijaga oleh Islam, pelaku pencurian akan diberikan sanksi tegas yakni potong tangan. Dengan catatan, dia mencuri lebih dari 1/4 dinar dan mencuri bukan karena lapar. Kalau dia mencuri karena lapar , negara tidak boleh menghukumnya. Negara justru harus memberikan dia makan. So,What’s wrong with syariah ? 


Pelaku korupsi pun diberikan sanksi tegas oleh negara. Bisa sampai hukuman mati. Bukan hanya sanksi , segala hal yang mengantarkan kepada terbukanya peluang untuk korupsi ditutup. Berdasarkan syariah Islam, seseorang tidak boleh memberikan hadiah kepada hakim atau pejabat negara. Suap menyuap dilankat Allah dan dilarang dengan sanksi yang tegas. Umar bin Khoththob saat menjadi Kholifah memerintahkan siapapun pejabat harus dihitung kekayaannya sebelum menjabat. Pada akhir jabatannya, dihitung lagi. Kalau ada yang berlebih dari yang sepantasnya dia terima, harus dipertanggung jawabkan. Negara boleh saja mengambil uang yang tidak jelas itu. Ini adalah syariah Islam . 


Argumentasi lain yang dibangun untuk menolak syariah Islam dengan mengatakan syariah Islam seakan-akan hanya untuk kelompok tertentu.Tentu saja yang dimaksud adalah Islam. Bung Thamrin mencontohkan UU Migas yang dibatalkan oleh MK, karena tidak memihak kepada rakyat. Padahal UU Migas muncul karena kebijakan negara yang sekuler-kapitalis. Lagi-lagi ini terjadi salah paham terhadap syariah Islam. Bukankah syariah Islam itu rahmatan lil ‘alamin ? baik bagi seluruh alam , seluruh manusia, tidak pandang dia muslim atau non muslim. Mungkinkah syariah Islam yang bersumber dari Allah yang memiliki sifat ar rahman (Maha Pengasih) ar rahim (Maha Penyayang) itu akan mencelakakan manusia. 


Sesungguhnya penerapan syariah Islam adalah untuk kebaikan seluruh warganya baik muslim dan non muslim. Kewajiban negara menjamin sandang, pangan, dan papan indidu rakyat, bukan hanya muslim tapi juga non muslim. Pendidikan dan kesehatan gratis bukan hanya untuk muslim tapi juga non muslim. Bahkan warga non muslim yang dalam syariah disebut Ahlul Dzimmah dijamin keamanannya oleh negara. Sampai-sampai Rosulullah saw mengatakan siapa yang menyakiti ahlul dzimmah , berarti menyakitiku.


Bung Thamrin sepertinya sangat kritis terhadap syariah Islam. Tapi agak kurang kritis terhadap sistem sekuler yang diadopsi Indonesia saat ini. Padahal sistem sekuler -yang dibangga-banggakan Bung Thamrin ini- telah menjadi dasar yang kokoh bagi penerapan sistem Kapitalisme. Hal itu terjadi karena agama tidak boleh campur tangan dalam masalah ekonomi, politik, atau pendidikan. Akibatnya negara diatur oleh sistem kapitalisme. 


Kita lihat sendiri bagaimana hasilnya. Kemiskinan meningkat akibat liberasisasi sektor migas yang berimbas pada kenaikan BBM. Beban masyarakat bertambah akibat mahalnya pendidikan dan kesehatan setelah diliberalisasi. Kekayaan alam kita dirampok oleh asing atas nama free market dan investasi asing, sebaliknya rakyat miskin dan busung lapar. 


Kalau Bung Thamrin menolak syariah Islam hanya karena berasal dari kelompok Islam, bung Thamrin juga seharusnya menolak sistem sekuler-kapitalisme yang juga berasal dari satu kelompok masyarakat seperti Bung Thamrin yakni kelompok sekuler. Bung Thamrin juga seharusnya melihat ketika agama tidak boleh campur tangan dalam masalah kenegaraan, aturan kapitalisme yang berasal dari segelintir orang (para milik modal) lah yang diterapkan. Terjadilah tirani minoritas atas nama suara mayoritas. 


Sering kali kelompok sekuler sangat alergi terhadap syariah Islam kalau diterapkan negara. Pertanyaan kritis, kenapa anda hanya mempersoalkan kalau syariah diterapkan oleh negara ? Sebaliknya melegalkan sekulerisme,kapitalisme, diterapkan oleh negara ? Cara pandang ini jelas tidak obyektif. Menolak syariah Islam diterapkan negara ,hanya karena berasal dari Islam sungguh tidak obyektif. Sementara ide-ide Kapitalisme yang sebenarnya berasal dari pemikir-pemikir Barat diterima dengan lapang dada tanpa sikap kritis. 


Bahwa umat Islam membutuhkan negara Islam , sebenarnya bisa dimengerti. Sebab, sistem apapun pastilah membutuhkan negara, sebab negaralah yang memiliki otoritas ,legalitas, dan kekuatan memaksa. Sistem kapitalisme untuk bisa diterapkan jelas butuh negara yang berdasarkan kapitalisme. Untuk bisa menerapkan sosialisme jelas butuh negara yang berasas sosialisme. Logika ini sangat sederhana. Artinya, tidak akan mungkin syariah Islam secara menyeluruh bisa diterapkan tanpa legalitas negara. Penentuan mata uang berdasarkan emas (dinar), tidak bolehnya tambang emas dan minyak dikuasai oleh asing, kewajiban untuk menjamin kebutuhan masyarakat pasti membutuhkan negara. Termasuk memberikan sanksi bagi pezina, penjudi, pencuri, pemerkosa, pembunuh, tentu butuh legalitas negara yang memaksa. Jadi kalau umat Islam membutuhkan negara Islam adalah normal-normal saja. Apalagi kalau rakyat menghendaki, tentu tidak ada alasan untuk menolaknya . 


Ironisnya, Bung Thamrin menyalahkan agama. Menurutnya agama gagal menyelesaikan persoalan kemiskinan komunitas umatnya . Kalau agama yang dimaksud bung Thamrin adalah Islam, jelas tuduhan anda salah alamat. Bagaimana mungkin anda menyalahkan Islam, padahal negara saat ini tidak menerapkan syariah Islam. 


Apalagi, masalah kemiskinan jelas tidak bisa diserahkan kepada komunitas umat beragama . Penyelesaikan persoalan kemiskinan membutuhkan kebijakan politik. Menghentikan kebijakan yang membolehkan asing menguasai tambang emas dan minyak kita jelas butuh kekuatan dan kebijakan politik. Kenaikan BBM adalah kebijakan politik yang bisa dihentikan juga dengan kebijakan politik. Kalau Bung Thamrin ingin melihat bagaimana Islam menyelesaikan persoalan kemiskinan, seharusnya Bung Thamrin bisa menerima syariah Islam diterapkan oleh negara. Sebab tanpa negara yang menerapkan syariah Islam tidak akan bisa diwujudkan secara total.


Perlu kami tegaskan semua cara pandang seperti Bung Thamrin adalah cara pandang sekuler. Dimana agama hanya diakui dalam masalah indivual, moral, atau ritual. Sebaliknya agama harus dijauhkan dari persoalan politik, ekonomi, dan ketatanegaraan lainnya. Padahal sekulerisme telah menimbulkan bencana yang luar biasa. Seharusnya yang disalahkan adalah sekulerisme yang menjadi asas dari sistem kapitalisme. Inilah yang menjadi pangkal bencana yang menyusahkan masyarakat. Bukan syariah Islam. Jadi kegigihan siapapun menyalahkan syariah Islam dan sebaliknya membela sekulerisme membuat posisinya harus dipertanyakan. Apakah anda berpihak kepada rakyat atau tidak ? (Farid Wadjdi)


disari dari http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/04/whats-wrong-with-syariah/

Arif Widodo