Sabtu, 11 Oktober 2008

Jangan Terkecoh dengan Propaganda Yahudi untuk memecah belah kita.


Saya mau berusaha menanggapi tulisan-tulisan yang membuat hubungan persaudaraan kita serasa digoyang-goyang.

Tulisan
Sebetulnya bukan Cuma sebuah lagu atau tarian yg dicuri, terlalu picik bangsa ini kalo hanya meributkan sebuah lagu. Ada banyak hal yg dicuri oleh tetangga kita yg cleptomaniac. Selama ini kita terlalu banyak diam terhadap maling itu. Tapi lama kelamaan maling itu makin leluasa, seolah gak akan ada hentinya mereka berusaha mencuri karena merasa punya banyak duit. Dengan cara apapun kalau orang banyak duit pasti bisa menang. Hilangnya Sipadan dan Ligitan bukan tidak mungkin adanya peran2 kapitalis malingsia yg bermain dipengadilan Internasional Denhaag, Belanda yg menyidangkan kasus kepulauan milik NKRI itu. Karena aku yakin, dimanapun pengadilan dimuka bumi ini, tidak ada yg murni dan lepas dari adanya suatu kepentingan apalagi sudah menyangkut kewibawaan suatu negara. Malingsia, pasti punya cara sendiri utk mempertahankan kewibawaannya agar tidak kehilangan hasil rampokannya (sipadan dan ligitan) karena mereka banyak uang.

Tanggapan
Yah memang kasus ‘peminjaman’ lagu rasa sayange itu telah terjadi dan semua telah usai dengan permintaan maaf oleh Mentri Pariwisatanya Malaysia, kemudian reog pun joga sudah ditanggapi dengan cara arif dan bijaksana dengan mengatakan bahwa Malaysia meminta maaf atas kasus tersebut dan juga Malaysia mengakui bahwa Reog memeng benar-benar berasal dari Ponorogo indonesia, trus kenapa lagi kita memperdebatkan urusan yang sudah selesai. Rasanya kita terlalu buang energi dan tidak berbesar hati untuk urusan yang seperti itu, yang faktanya kata maaf sudah keluar dari pemerintah Resmi Malaysia.
Kalau untuk masalah Pulau simpadan dan Lingitan saya rasa itupun juga udah diputus jelas oleh hukum PBB. Dalam hukum internasional bahwa suatu pulau yang tidak dikelola pemiliknya selama 20 tahun maka pulai tersebut adalah menjadi milik negara pengelola. Sedangkan kalau kita lihat bahwa ke dua pulau tersebut memeng benar adanya bahwa Malysia lah yang selama ini mengelola dan pemerintahan indonesia tidak/kurang memperhatikannya, sehingga jelas hukum insternasional berpihak pada Malaysia.
Kalau pengadilan yang hukumnya dibuat oleh tangan2 manusia, ya tentu itu dibuat untuk menguntungkan si pembuat hukum tersebut. Tetapi jika pengadilan yang berdasarkan atas hukum tuhan maka semua kepentingan manusia suadah diakomodasi oleh tuhan karena tuhanlah yang maha tahu segala sesuatau tentang ciptaannya. Sekarang bandingakan hukum manusia dengan hukum Syariah, tentunya Syariah lebih adil karena tidak ada kepentingan manusia didalamnya melainkan semua adalah hukum2 Tuhan yang digali melalui ijtihad berdasarkan Al Quran, Assunah, ijma Ulama, dan Qiyas.

Tulisan
Indonesia pun sama, mati2an berusaha mempertahankan pulau itu agar tetap menjadi wilayah NKRI, tapi gak punya duit. Diperparah lagi dgn tim negosiatornya yg jeblog, gak punya wawasan dan lobi lobi diplomasi di mahkamah internasional itu. Alhasil, maling itu bersorak karena menang, dan kita makin dilecehkan oleh maling itu yg sekarang sedang mengincar Ambalat. Dengan leluasanya maling itu mondar mandir di ambalat utk alasan patroli bersama. Aku jadi ingat, ketika pelayaran HONGI VOC Belanda masuk ke Banten, alasannya ingin berbisnis dgn bangsa kita, dan aku jadi ingat sejarah ketika Jepang masuk ke Indonesia mengaku sebagai Saudara Tua. Sekarang Malingsia mengaku sebagai Saudara serumpun dan kita terlena karena pemimpin kita selalu berpijak pada kearifan dan toleransi bertetangga. Sementara tetangga itu sekarang sdg mengincar Ambalat, sama halnya yg dia lakukan ketika mengincar Sipadan dan Ligitan. Kita mau diam saja ?

Tanggapan
Wah kok malah menyalahkan tim negosiator NKRI, berarti menunjuk muka sendiri dong! Tapi pada dasarnya adalah NKRI secara diplomatis sudah berusaha untuk mempertahankannya tapi namanya juga manusia, hanya bisa berusaha dan berdoa, hasilnya ya tergantung Allah SWT, dan ingat ya Mayoritas rakyat NKRI memiliki tuhan yang sama sengan Bangsa Malaysia. Jadi sudah sepantasnya Tuhannya Bangsa Indonesia dan Malaysia sudah paham betul dengan keputusanya tersebut.
Jangan bilang kalao malaysia itu saudara jauh, tapi pada kenyataanya memang malaysia itu saudara kita. Banyak keluarga2 Indonesia yang saudara2 mereka beranak cucu di Malaysia dan Singapura dan masih terus berhubungan baik, jadi amat berdosa kita jika kita memutus nasab antara keluraga yang hanya dipisahkan oleh sejarah penjajahan yang berujung pada pemisahan nusantara menjadi sebuah penjara besar ini.
Kalau masalah Ambalat itu menurutku kita (Muslim) hanya dijadikan korban oleh sebuah imperialisme modern yang dimotori oleh Barat. Barat dengan ideologi kapitalisnya berusaha menghisap darah (kekayaan) kaum Muslimin untuk diangkut kenegara mereka. Ambalat adalah perebutan peta kilang minyak antara konsorsium milik Shell (Inggris) dengan Exon (Amerika), jadi bukan masalah invasi malaysia kenegara tetangga tetapi masalah bagaimana Shell dapat mengeruk minyak yang lebih luas diwilayah NKRI.
Tulisan
Peran para diplomat kita ternyata tdk sehebat jaman suharto, walau aku anti suharto tp aku akui birokrat di jajaran diplomat kita waktu itu emang jempolan tdk spt sekarang, diplomat cuma ngurus keluarganya sendiri. Sebagai contoh staf diplomat kita di malingsia kerjanya cuma kipas2. Pejabat kedubes kita di malingsia gak punya intelejen minimal utk mengawasi dan melindungi WNI disana yg setiap harinya pasti ada saja yg bermasalah dgn pihak maling. Andai ingin di ungkap, banyak kejadian miris yg menimpa WNI. Sayangnya peran pers disana sangat dikebiri, spt pers kita dijaman suharto dulu. Sehingga pers disana tdk mau mengungkap datail soal WNI karena takut dibredel oleh pemerintah malingsia.

Tanggapan
Mulai lagi deh menunjuk kelemahan sendiri, ya memang kita begitu adanya jadi janganlah kita maunya menjelek2kan orang lain, sedangakn diri kita mungkin jauh lebih jelek. Kalo ada orang jahat ya balaslah dengan kebaikanmu supaya dia mengikutimu menjadi baik sepertimu, benar ga?

Tulisan
Pemerintah malingsia emoh dikritik oleh pers, mereka (Pers malingsia) sangat alergi bicara masalah politik kebijakan pemerintahnya karena takut dipenjara/dibredel. Mestinya kedubes kita punya intelejen khusus utk soal ini, karena maklum aja WNI kita disana kebanyakan setingkat babu yg tdk mengerti hukum. Andai kita diam saja, maling itu makin menjarah dan sepertinya akan terus merongrong kewibawaan bangsa. Aku gak mau bicarakan soal pemerintah kita yg loyo,tdk tegas, ndablegh dan tdk ada wibawanya dimuka para maling itu. Tapi setidaknya mereka (malingsia) tau bahwa bangsa Indonesia tdk seloyo para pemimpinnya. NKRI berdiri diatas darah dan perjuangan, tdk seperti bangsa maling itu. Ya pantaslah kalo lagu kebangsaannya aja diduga masih jiplakan lagu "padang boelan" yg diperkenalkan sukarno (1930an) kepada rombongan topeng monyet (misi budaya) dari jiran sebelum diganyang.

Tanggapan
Ya kalao gak mau memperbaiki diri sendiri ya buat apa kita banyak mengatakan yang tidak2, saya takautnya malah dibilang ah banyak bicara gak ada action, wah menyakitkan. Kalu pemerintahan malaysia ya itu adalah urusan internnya mereka, jadi sebagai bangsa yang berdaulat kita gak bisa mengintervensi kebijakan mereka. Kalo memang ada masalah ya pemerintah kita harus pro aktif, bukan hanya jadi penonton aja lalu lewat waktu dan jadi bahan kampanye lagi, wah memang gitu kok kita.
Yah ini malah permasalahiin lagu kebangsaan, tadi kan diatas udah ditulis sendiri lupanya dengan kata2 yang ini terlalu picik bangsa ini kalo hanya meributkan sebuah lagu. Udah ah aku gak mau jawab.

Kesimpulan

Hanya Khilafahlah yang akan menyatukan kita semua dalam payung negara yang benar-benar berdaulat dengan Syariah sebagia hukumnya sehingga kaum muslimin dapat hidup sejahtera dan bersatu tanpa dipisahkan oleh ‘penjara besar” ini yang disebut negara bangsa yang dibuat oleh kaum kafir penjajah. Ingatlah bahwa kita pernah bersatu dari spayol sampai nusantara selama 13 abad dibawah Khilafah Islamiyah. Wallahu ‘alam bishuab.

Arief Widodo




Tidak ada komentar: