Kepada mereka yang peduli akan umurnya
Masih ingat apa yang dikatakan Einsten tentang
hukum relativitas? Orang yang berada di luar pesawat akan melihat pesawat
terbang begitu cepat, tapi mereka yang berada di dalam pesawat dengan santainya
duduk, makan, minum dan berjalan-jalan tanpa merasa terganggu dengan kecepatan
tersebut. Tahukan jika bumi kita berputar (berotasi) dengan kecepatan
1.600km/jam, tapi kita sama sekali tak terpengaruh dengan kecepatan itu, yang
kita ketahui hanya perputaran waktu 24 jam sehari. Membicarakan tentang waktu.
Sebenarnya juga sangatlah relatif bagi kita. Bergantung kepada apa kita membandingkannya.
Berapa lama sesungguhnya kita tinggal di bumi
ini? Jawabannya relatif juga. Kalau pakai ‘rasa’nya maka baru kemarin rasanya
kita hidup di bumi. Kalau dihitung sejak lahir mungkin 20 atau 30 tahun kita
hidup sekarang. Kalau kita hidup hanya sampai usia 65 tahun hakikinya berapa
lama sih kita hidup di dunia?
Sebagai seorang mukmin,
tentu kita beriman kepada Al-Qur’an. Tentu juga kita beriman kepada hari akhir,
hari berbangkit dimana seluruh umat manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar. Berapa lama waktu di
sana nanti? Dan berapa lama waktu kita hidup di dunia jika di bandingkan dengan
waktu saat itu?
Allah
SWT berfirman (artinya): “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari.” (An Nazi’at: 46)
Allah
bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab:
“Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui” (al-Mu’minuun: 112-114)
Kalau begitu berapa lama ukuran waktu sebentar
kita itu?
Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian
di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama
50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR
Hakim dan Thabrani).
Padang mahsyar, hari pengadilan, dimana
manusia menunggu untuk diadili dalam Pengadilan Yang Maha Adil. Bagaimana
kondisi padang mahsyar itu? Di mana kita harus menunggu selama 50.000 tahun?
Sejuk kah? nyaman kah?
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya
matahari mendekat kepada manusia pada Hari Kiamat. Jarak dari mereka hanya satu
mil. Ketika itu mereka dikenali sesuai amal masing – masing.” ( HR.Bukhari )
Apakah kita akan selamat dari hawa panas di
Padang Mahsyar? Yang pasti, kita semua akan merasakan kepanasan dan kegerahan
menunggu giliran di – Hisab. ( Ingat – ingatlah keadaan ini saat kita sedang
kena kipas angin atau merasa sejuk di ruangan berAC )
Rasulullah SAW. bersabda, “Banyaknya keringat manusia berdasarkan amal – amalnya.
Di antara mereka ada yang keringatnya mencapai kedua mata kakinya, ada yang
mencapai kedua lututnya. Dan di antara mereka ada yang keringatnya mencapai
pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang sampai meminum keringatnya sendiri.”
(Nabi memberi isyarat dengan memasukkan tangannya ke dalam mulut ). (
HR.Muslim )
MasyaAllah,
Naudzubillahi min dzalikka
Hadits di atas berhubungan dengan keadaan kita
nanti di padang mahsyar, kata nabi Muhammad, kita berada di padang mahsyar
selama 50ribu tahun yang sama nilainya dengan 50 milenium sama dengan 500
abad sama dengan 6250 windu. Aduhai seberapakah lamanya waktu itu?
Allah SWT Berfirman
(artinya): “Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000
tahun.“ (al-Ma’aarij [70]: 4)
Para mufasir menjelaskan maksud ayat di atas:
malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari.
Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun. (lihat
Tafsir Ibnu Katsir)
Jika kita korelasikan hadits tersebut dengan
ayat di bawahnya, kita akan menemukan suatu angka yang sangat fantastis tentang
lamanya kita hidup di dunia ini.
Mari coba kita hitung. Kalau umur kita
rata-rata 65 tahun, Rasulullah Muhammad meninggal pada usia 63 tahun. Maka,
perantauan kita di dunia ini jika dibandingkan dengan waktu di padang mahsyar
hanya akan terasa 1 MENIT 52 DETIK.
Mari berpikir sesaat dan merenung. Maukah anda
mengantri dengan sabar selama 1 hari untuk mendapatkan sebuah mobil mewah. Anda
hanya mengantri dengan sabar dan tidak boleh melanggar aturan antrian anda,
maka anda PASTI akan mendapatkan mobil mewah itu. Bahkan Anda tidak perlu bayar
untuk itu. Hanya tunggu sampai kepada giliran Anda? Maukah Anda?
Jika mobil mewah itu tidak terlalu berharga
bagi Anda? Apa di dunia ini yang paling berharga bagi Anda? Maukah anda
menunggu 1 hari untuk memperolehnya?
Apa yang Anda anggap paling berharga itu, jika
dibandingkan dengan nikmat Akhirat, maka yang paling berharga di dunia ini
tidak adalah nilainya kecuali hanya seujung kuku saja.
Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah
dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari
kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa
yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?(HR Muslim).
Maukah kita bersabar hanya 1 menit 52 detik
untuk memperoleh kenikmatan yang tiada tara di akhirat kelak. Apalah artinya
pengorbanan kita di dunia ini, seberat apapun. Wong hanya 1 menit 52 detik saja
kok kita berkorban. Apalah artinya persoalan hidup kita di dunia ini yang
terasa berat bagi kita. Kan kita hanya akan merasakannya 1 menit 52 detik saja.
Mau kah kita bersabar dan istiqomah dalam ketaatan kepada Allah dalam rentang
waktu itu? Apalah arti beratnya perjuangan untuk Islam di dunia ini, Karena
kita hanya berjuang 1 menit 52 detik saja. Apalah susahnya berbuat taat dan
baik di dunia ini, kalau Cuma 1 menit 52 detik saja.
Wahai diri, wahai sahabat semua…
Jangan sampai diri kita menyesal nanti di
padang mahsyar, di pengadilan-Nya Allah SWT. Jangan sampai Menjadi mereka yang
lalai kepada Allah dengan melalaikan taat kepada-Nya. Akan menyatakan
penyesalannya dan berharap dikembalikan ke dunia. Padahal sudah tidak ada lagi
kesempatan kedua bagi kita semua.
Allah SWT Berfirman (artinya):
Dan, jika Sekiranya kamu
melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di
hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya
Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke
dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang
yang yakin.” (As-Sajdah:12)
“Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke
dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan
Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah
kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan
binasa?“(Ibrahim:44)
Tiadalah mereka
menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur’an itu. Pada hari
datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur’an itu, berkatalah orang-orang yang
melupakannya sebelum itu: “Sesungguhnya telah datang
rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa`at
yang akan memberi syafa`at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke
dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?”
Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari
mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.” ( Al-A’raf:53)
Dan mereka berteriak di
dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah
kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah
kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup
untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada
kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi
orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (Fathir: 29)
“Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi
kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai
oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan Kami,
keluarkanlah Kami daripadanya (dan kembalikanlah Kami ke dunia), Maka jika Kami
kembali (juga kepada kekafiran), Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang
zalim.”
Allah
berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara
dengan aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba- Ku berdoa (di
dunia): “Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka ampunilah Kami dan berilah
Kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga
(kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan
adalah kamu selalu mentertawakan mereka,” (Al-Mu’minun:105-110)
Maka benarlah pada hari yang dijanjikan itu,
manusia-manusia yang ingkar terhadap Robb nya akan diliputi penyesalan yang
mendalam, penyesalan karena waktunya (yang sangat singkat) hanya dipakai untuk
hal-hal yang sia-sia, penyesalan karena waktunya (yang sangat singkat) hanya
dimanfaatkan untuk bermalas-malasan, penyesalan karena waktunya (yang sangat
singkat) hanya dimanfaatkan untuk melakukan maksiat dan dosa.
Mereka pun mengandaikan bisa kembali ke dunia,
namun sayang, penyesalan tinggal penyesalan. Maka tenggelamlah mereka oleh
keringatnya sendiri, karena malu dan takutnya mereka dan semoga kita bukan
bagian dari orang-orang yang menyesal tersebut.
Namun saat itu ada juga yang dinaungi awan
kasih sayang oleh Robb, kita paham bahwa pada saat itu matahari hanya sejengkal
di atas kepala. Merekalah orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang
menjadikan waktunya untuk memperjuangkan agama Robb nya. Orang-orang yang
menjadikan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat diri dan
sesama. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk senantiasa beribadah kepada
Ilah nya. Mereka pun puas akan apa yang dilakukannya. Tidak sia-sia setiap
tetes keringat dan tiap tetes darah yang mereka keluarkan demi kemuliaan agama
ini. Tidak sia-sia mereka menahan gejolak mengumbar aurat dan berjuang menahan
panas memakai jilbab bagi wanita. Tidak sia-sia mereka menahan setiap sentuhan,
pandangan, pendengaran dari yang tak semestinya dilakukan. Benar, tidak akan
sia-sia setiap amal kebaikan kita. Itulah hidup kita sahabatku, hanya sebentar.
Tidak lah sia-sia mereka menolong agama Allah dengan berjuang atas
tegaknya syariah dan khilafah. Karena mereka berjuang dan bersabar tidak
lama kecuali hanya 1 menit 52 detik.
Mereka lah orang-orang yang beriman dan
istiqomah dengan keimanan dan ketaatannya kepada Allah Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah (surga) yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fushilat [41]: 30)
Dan agama ini sudah sempurna. Baik dan buruk,
halal dan haram sudah ditetapkan dengan jelas. Setiap aturan kehidupan mulai
dari pergaulan, ekonomi, tatacara politik, pendidikan, sosial, hukum, dan
ibadah sudah paripurna. Semua kembali kepada kita, maukah memakainya atau kita
tetap dengan keadaan sekarang. Keadaan yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (al-Hasyr [59] : 18)
Ingatlah, saudaraku… kita hanyalah perantau,
only a musafir…
Jadilah
engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekadar
lewat (HR
Bukhari)
Wallahu
a’lam bi ash shawab.
Dari Saudaramu
Seorang musafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar