Learn Islam
Belajar, berbagi, dan berkarya untuk Islam yang tercinta.
Kamis, 21 Desember 2017
Rabu, 05 Februari 2014
Waspadalah, Sajadah Beradegan Seks dan Berlambang Dajjal Freemason
Redaksi Salam-Online –

Mungkin banyak yang telah mengetahui informasi ini. Namun sekiranya Anda belum mengetahui, silakan cari tahu! Ini sangat penting demi memelihara akidah Anda.
Subliminal message atau pesan bawah sadar merupakan signal atau pesan yang terdapat dalam media lain, yang dirancang untuk melewati di atas normal pikiran/ presepsi manusia. Pesan itu sebenarnya tidak dapat disadari/ diketahui, namun dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, tindakan, sikap, sistem kepercayaan dan sistem nilai secara positif maupun negatif.
Istilah bawah sadar berarti “beneath a limen“ (ambang inderawi). Subliminal berasal dari bahasa Latin, kata sub yang berarti di bawah, dan limen, yang berarti ambang (This is from the Latin words sub, meaning under, and limen, meaning theshold). Kini kita akan langsung saja berhubungan dengan sajadah. Ya, sajadah yang digunakan oleh Anda untuk alas shalat. Apa yang menariknya di sini? Silakan perhatikan dahulu gambar/gambar di bawah:
Master Carpet Freemason1

Freemason – Mater Karpet
Berdasarkan gambar Master Karpet di atas, saya mengambil tiga cirinya; Lantai Catur (hitam/putih)/Checkered Floor, Bintang & Bulan dan 2 tiang yang dikenali sebagai Joachim dan Boaz.
Sekarang kita akan perhatikan contoh salah satu Sajadah yang telah diambil. Silakan perhatikan baik-baik Sajadah dengan 3 ciri freemason: Checkered floor, Bulan & bintang, dan 2 tiang (Joachim & Boaz)
Perhatikan Sajadah di atas, ia juga mempunyai 3 ciri yang saya sebutkan, yaitu bintang dan bulan, lantai berpetak (checkered floor) dan 2 tiang. Bagaimana? Percaya tidak percaya simbol-simbol Yahudi itu ada di Sajadah kita.
Freemason

Namun freemason telah tampil seolah-olah sebuah organisasi yang “halal” dan memperjuangkan kebajikan. Kini ahli mereka berada di seluruh dunia yang rata-ratanya dianggotai oleh golongan elit.
Lantai Hitam & Putih/Checkered Floor: lantai yang digunakan dalam ritual freemasonry (berpetak hitam-putih)
Bulan dan Bintang: biasa terdapat dalam logo dan simbol yang digunakan oleh freemasonry, dan turut digunakan di dalam ritual penyembahan syaitan. Bulan dan bintang turut digunakan sebagai simbolik ke-Islaman di kebanyakan negara (walaupun itu bukan logo Islam).
All seeing eye
- Simbolik/propoganda “The Hidden Hand/Dajjal” seperti yang tercetak di belakang uang 1 dollar US
Selain itu, lihat juga di Sajadah berikut ini, jadi betapa banyaknya simbol-simbol Zionis Yahudi di dalam Sajadah masjid masjid kita.
Lihatlah, betapa banyaknya simbol-simbol Zionis Yahudi yang tersimpan di balik Sajadah yang kita gunakan sehari-hari. Dan, bukan sampai di situ saja! Tanpa kita sadari ada yang lebih berbahaya lagi, yakni adanya simbol seks di balik Sajadah tersebut.
Perhatikan baik-baik:
Nah sekarang, entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang menampakkan pesan seks pada gambar Sajadah, karpet alas untuk shalat di masjid-masjid. Sajadah jenis ini sudah tersebar di masjid-masjid, namun sayang masyarakat/jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.

Mungkin sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah pintu, yang ternyata kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti organ vital laki-laki.
Coba perhatikan kembali gambar sajadah atau karpet masjid! Ini seperti sudah didesain sedemikian rapi oleh si pembuat di pabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.
Inilah perancangan jahat Yahudi dan Nasrani yang banyak di antara kita tidak mengetahui dan sadar. Mereka akan menjadikan KITA SESAT DALAM KEADAAN BERIMAN.

Diharapkan di dalam kehidupan sehari hari, kita semua lebih berhati-hati dan lebih peka setelah membaca artikel ini
“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran…,” (QS Al-Baqarah: 109).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum.” (Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka).
Bagi mereka yang beranggapan yang penting shalatnya, bukan sajadahnya, itu sah-sah saja, tapi yang harus diwaspadai, tujuan dari gambar ini ada di sajadah kita adalah karena Zionis Yahudi ingin menyimpan dalam otak kita akan simbol mereka.
Secara tidak lngsung otak kita akan merekam simbol itu, dan perlahan kita akan terus ingat simbol itu, lalu ajaran yang mereka bawa akan sangat mudah meresap di otak ini karena sebelumnya kita sudah merekam simbol-simbol Zionis Yahudi itu dari Sajadah yang kita gunakan setiap hari.
Dari Aisyah ra ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya. Tatkala selesai shalat beliau bersabda, ‘Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), karena sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam shalat’.”
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat.

Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya.
“Karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya,” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362).
Saran, kalau ingin membeli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar. Atau jika sudah terlanjur memiliki sajadah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih, seperti yang mungkin pernah kita lihat saat shalat di masjid. Sajadahnya penuh gambar, kemungkinan ta’mir masjid tahu kalau sajadah bergambar ini akan mengganggu kekhsyusukan dalam beribadah, maka dialasilah dengan kain putih bersih di bagian ujung-ujung sajadah.
Dan satu lagi, pilihlah sajadah yang berukuran kecil, jangan yang lebar, kenapa? Karena dengan sajadah yang lebar itu, menyebabkan shaf-shafnya tidak merapatkan, lantaran lebar, yang hanya untuk dia sendiri. Walhasil, shaf pun tidak rapat.
Semoga Allah selalu melindungi kita, di mana pun kita berada. Wallahu a’lam. (Yan Tafrihan Fuady/dikutip dari http://hxforum.org/Forum Diskusi Sejarah dan konspirasi dan dari berbagai sumber).
salam-online
Surat Terbuka dari Jalur Gaza untuk Bangsa Indonesia
Redaksi Salam-Online –

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Untuk Saudaraku di Indonesia… Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia…
Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negeri kalian berpenduduk Muslim terbanyak di punggung bumi ini. Bukankah demikian wahai Saudaraku?
Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari Jamaah haji asal Indonesia. Dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jamaah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini.
Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum. Lalu saya mengatakan kepadanya, “Saudaraku, jika jumlah jamaah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jamaah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja.”
Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian yah? Wah? Pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya. Subhanallah.
Wahai Saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah? pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian.

Ini yang membuatku ‘iri’ kepadamu Saudaraku. Tidak seperti di negeri kami ini, Saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian.
Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulans yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil. Yah di atas mobil Saudaraku!
Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya. Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum
Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah… Itu yang kami dapat dari informasi televisi.
Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus abortusnya untuk wilayah ASIA. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian?
Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami di sini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut. Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.

Memang, hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi ditempat sampah? Saudaraku! Mereka mati syahid, Saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara penjajah Israel!
Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel.
Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini.
Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel pada 27 Desember 2009, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami. Namun, sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di Jalur Gaza, dan Subhanallah, kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar. Allahu Akbar!
Wahai Saudaraku di Indonesia…
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam, dengan izin Allah, akan tumbuh dan berbuah. Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar? Apa karena kalian sulit mencari rezeki di sana? Apa negeri kalian sedang di blokade juga?
Perlu kalian ketahui, Saudaraku, tidak ada satu pun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami di blokade. Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas, sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang mencukupkan rezeki untuk kami.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun ‘iri’, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan di Negeri Antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut.
Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku tentu kalian telah lahap. Kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu.
Kami tidak memiliki waktu yang banyak di sini wahai Saudaraku. Satu jam, yah… satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami di sini untuk halaqoh. Setelah itu kami harus terjun langsung ke medan jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kami.
Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam Saudaraku. Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menangung beban) di sana.

Hafalan Antum pasti lebih banyak dari kami. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghafal surah Al-Anfaal sebagai “nyanyian” perang kami. Saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang. Bagaimana dengan kalian?
Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia di antara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an, umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghafal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kami di sini. Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.
Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma, yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku.
Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh di antara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, karena memang di depan mereka tafsirnya langsung mereka rasakan.
Wahai Saudaraku di Indonesia,
Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian di sini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan di sini. Memang, banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia.

Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, Saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan nanti di akhirat kepada Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya. Alhamdulillah. Allahu Akbar!
(Bagitulah isi surat tanpa harus mengubah isinya. Silakan baca dan resapi isi surat di atas, betapa miris dan terlukanya hati saat surat di atas diterima nurani kita, betapa terlukanya Saudara kita di sana. Tetap dukung mereka walau hanya dengan doa ataupun bantuan dana yang bisa kita lakukan, Allahu Akbar … !!!)
Silakan bagikan (share) surat taushiyah ini untuk keluarga, saudara-saudara, teman-teman, atau untuk mereka yang tidak kalian kenal sekalipun. Semoga Anda juga medapat balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wata’ala, aamiin…Semoga bermanfaat.
Selasa, 04 Februari 2014
Asmirandah dan Hak Murtad Warga Negara
Minggu-minggu ini jagat infotainment diguncang kabar pindah agamanya (murtad) seorang selebritis muslimah. Alasanya klasik, karena pernikahan dengan pria beda agama ia pun meninggalkan Islam. Padahal sang artis beberapa kali diberitakan sering berkerudung dan tampil dalam film dan sinetron religi. Pantas bila kabar ini cukup menggegerkan.

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Di sana sama sekali tidak dicantumkan larangan berpindah agama. Bahkan sekalipun secara formal negeri ini hanya mengakui secara resmi 5 agama, namun tidak ada sanksi apapun bagi siapa saja memilih selain 5 agama tersebut. Termasuk tidak ada larangan bagi seorang muslim menjadi penganut Ahmadiyah sekalipun.
Beginilah cara demokrasi memperlakukan hak beragama para penganutnya. Agama menjadi sesuatu yang amat personal. Sang artis pun tahu hal itu. Maka ia katakan kepada media, “Iman adalah urusan saya dengan Tuhan.” Beragama tidak perlu bahkan tidak boleh diatur oleh negara. Beragama adalah hubungan yang amat privasi antara seseorang dengan ‘tuhan’nya. Tak ada seorangpun diperbolehkan secara hukum mengusik ketaatan atau ketidaktaatan seseorang pada agamanya. Kemurtadan seorang warga negara pun tak boleh diperkarakan. Itu adalah hak yang dijamin secara de jure.
Dalam demokrasi liberal kehidupan beragama malah lebih ‘brutal’ lagi. Selain boleh berpindah-pindah agama, warga juga diperbolehkan tidak beragama. Menjadi seorang agnostik atau ateis sekalipun sah secara hukum. Atau mau membuat agama baru sekaligus menjadi tuhan dan nabinya juga tak ada masalah. Di AS diperkirakan ada sekitar 3 ribu sampai 5 ribu sekte (cult) berkembang. Setiap tahunnya diperkirakan mereka merekrut 180 ribu anggota. Sedangkan di Jepang pemerintahnya memperkirakan ada sekitar 200 ribu sekte dianut warganya diluar agama formal.
Semenjak kelahirannya demokrasi memang telah dirancang untuk tidak banyak mencampuri urusan agama warganya. Apapun, apakah Kristen ataupun Islam dan yang lainnya. Trauma sejarah yang panjang di Eropa akibat penindasan yang dilakukan tokoh-tokoh agama yang berkonspirasi dengan para raja membuat para filsuf dan politisi Eropa berpikir untuk mencari sistem alternatif dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Sistem ini harus bebas dari campur tangan agama dan para raja. Untuk menghilangkan peran agama maka digagaslah sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, sedangkan untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan para raja dibuatlah sistem demokrasi.
Keduanya saling berkelindan. Sekulerisme adalah asasnya sedangkan demokrasi adalah bangunannya. Tidak mungkin menegakkan demokrasi tanpa sekulerisme. Karena demokrasi berarti menyerahkan hukum kepada manusia (people), bukan kepada Tuhan. Vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Andaipun ada agama, maka negara hanya sebagai regulator. Sekedar menata tapi tidak akan pernah memaksa atau melarang.
Sebab itu jangan pernah berharap demokrasi akan menjaga kemuliaan agama Islam. Ia justru menistakannya. Aliran sesat seperti Ahmadiyah tetap berkembang, kemurtadan pun diizinkan. Demokrasi memang ‘surga’ bagi orang-orang fasik dan zindiq. Pantas bila dikatakan demokrasi bertentangan secara nyata, diametral dan langsung bertentangan dengan ajaran Islam. Memperjuangkan demokrasi berarti harus rela melihat Islam dinistakan.
Satu-satunya jalan untuk menjaga kemuliaan Islam adalah dengan memberlakukan syariat Islam. Tak ada lagi yang bisa melindungi akidah umat kecuali dengan menjalankan hukum-hukum Allah. Selain Islam, tak akan bisa. [http://www.iwanjanuar.com//www.globalmuslim.web.id]
Kepada Seluruh Pemuda (To All Syabab)
BY ONLYMUSAFIR
1
PERJALANAN HIDUP ANDA
Masa Lalu Anda….
Masih ingatkah sewaktu kita masih kecil, lemah tidak bisa berbuata apa-apa. Setelah fungsi organ-organ tubuh mulai berkembang, kita belajar berjalan, lidah mulai menirukan berbagai bunyi dan suara-suara. Setelah semua organ sudah sampai pada puncak perkembangannya, kitapun bisa berlari berteriak sesuai kemauan kita…
Saat dulu duduk di bangku SD, guru kita bertanya tentang cita-cita dan keinginan kita di masa depan, mulailah kita berandai- andai dan berkhayal menjadi guru, dosen, pilot, direktur dan sebagainya. Meski hanya sebatas khayalan kosong tanpa ambisi dan kemauan yang kuat… saat itu.
Anda Saat Ini…
Ketika memasuki usia 19 / 20 tahun, pergaulan kita semakin luas, teman semakin banyak. Menawarkan berbagai macam watak dan warna kepribadian. Secara sadar ataupun tidak kita terpengaruh oleh mereka dalam menentukan mana yang baik dan menyenangkan, juga sebaliknya. Ketika itu kita mungkin melihat betapa enaknya menjadi kaya, punya uang banyak, bisa bepergian ke luar negeri atau ke manapun kita mau, punya kendaraan mewah, pakaian necis dangan bahan yang mahal, dll.
Kemauan-kemauan itu mendorong kita untuk belajar (dengan tujuan agar bisa bekerja) atau bekerja untuk menjadi orang kaya. Kita mulai berusaha mencari pekerjaan dan memulai kehidupan mandiri yang tidak bergantung kepada kedua orang tua.
Masa Depan Anda?
Memasuki usia 25 tahun, ketika melihat seseorang yang mempunyai isteri cantik, kita pun ingin punya isteri yang lebih cantik darinya. Kemudian kita menemukannya, dan kita berjuang sekuat tenaga. Meski gagal kita terus berjuang dan akhirnya berhasil. Setelah menikah kita ajak jalan-jalan, kemudian kita lihat ada villa yang indah. Kita ingin membahagiakannya dengan villa itu.
Kita bekerja lebih giat lagi, bahkan hampir-hampir kita tidak punya waktu untuk istirahat. Akhirnya diumur 45 tahun villa tersebut kita miliki.
Apa artinya villa mewah jika kendaraan yang dinaiki kendaraan kelas menengah bawah? Untuk itu kita bekerja lebih giat lagi, isteri dan anak kita pun jadi jarang lihat kita.
Kita terus mengejar…. Sampai kapan?
Renungkan Jalan Hidup Kita…
Apakah demikian itulah hidup yang akan kita jalani?
Apakah Allah menciptakan kita untuk memperoleh itu semua?
Apakah pekerjaan, isteri yang cantik, villa mewah, mobil mewah, semua itukah yang kita cari dalam hidup ini?
UJUNG PERJALANAN KITA…
Ujung dari semua itu Akhirnya “KEMATIAN” menjemput kita, dan semua yang ada tadi menjadi tak berguna lagi.
Mengapa kematian “memaksa” kita berpisah dengan semuanya itu?
Bisakah kita kendalikan agar kita tidak MATI?
Mengapa kita tidak bisa menghindari kematian? Apalagi mengendalikannya?
JIKA KEHIDUPAN HARUS BERAKHIR DENGAN KEMATIAN LALU UNTUK APA KITA HIDUP?
Seseorang tidak bisa mengendalikan sesuatu, jika ia tidak memliki kekuatan dan kemampuan atau dia tidak memiliki otoritas untuk itu.
Contonya: Seorang karyawan tidak bisa mengendalikan berapa gajinya dari sebuah perusahaan. Gajinya ditentukan oleh Direktur perusahaan.
Sama halnya dengan kehidupan. Manusia tidak mampu mengendalikan kehidupan dan kematiannya.
Mereka hanya bisa menjalani kehidupan tersebut dengan pilihan-pilihan jalan hidupnya.
Kedua hal itu dikendalikan oleh Dzat yang MAHA KUAT MAHA PERKASA. Dialah ALLAH, Tuhan yang menciptakan dan mengendalikan Alam Semesta.
Allah ibarat “Direktur” sekaligus “Owner”= Direktur dan Owner Kehidupan. Dan manusia hanyalah karyawannya.
Karyawan yang bekerja sesuai ketentuan yang ditetapkan. Dan menerima “gaji” sesuai yang ditetapkan “Direktur” kehidupan.
Sang “Direktur” lah yang mengerti visi, misi dan tujuan “perusahaan” kehidupan yang dikendalikan-Nya.
Manusia sebagai karyawan, harus mengetahui dan menaati visi, misi, dan tujuan “perusahaan” itu agar bisa professional. Bila tidak, maka sang Direktur akan memecatnya menjadi karyawan karena hanya akan mengahambat tercapainya tujuan perusahaan.
Di “Perusahaan” ada 3 tipe “Karyawan”
Kelompok I; mereka yang menyelaraskan tujuan dan aktivitas hidupnya sesuai dengan visi dan aturan perusahaan.
Kelompok II; mereka yang tidak menyelaraskan tujuan dan alur kehidupannya sesuai tatacara yang telah ditetapkan oleh perusahaan
Kelompok III; mereka yang mengetahui alur skenario dan tujuan yang telah ditetapkan oleh “Direktur” perusahaan, tetapi dalam prakteknya mereka tidak peduli dan memilih golongan kedua sebagai teman.
Sifat masing-masing kelompok
Kelompok I, mereka mengatur langkah2 hidupnya dan menaati rambu-rambu Ilahi. Meski berat dan sulit, tetapi mereka menikmati dan menurutinya dengan ikhlas dan sabar, sehingga sesuai dengan keinginan sang Direktur. Iniliah golongan orang-orang yang selamat dan memperoleh naungan dari Allah. Mereka adalah orang-orang yang tidak merasa sedih dan tidak merasa takut, karena mereka yakin Allah akan menjadi penolong mereka di dunia dan di akhirat. (lihat QS. Fussilat [41]: (30-32)
Kelompok II, mereka sepenunhya “BEBAS” dan tidak mau mematuhi rambu-rambu Ilahi. Mereka menentukan sendiri tujuan hidupnya yang berbeda dengan tujuan yang Allah tentukan, dan menjalani kehidupan sesuai dengan hasrat dan dorongan kemauan mereka sendiri. Inilah golongan yang kafir tidak beriman kepada Allah dan tidak berusaha mencari kebenaran yang sejati. Mereka tidak peduli meski diberikan peringatan, mereka punya telinga tapi tidak mampu mendengar, mereka punya mata namun tak mampu melihat, bahkan mereka punya hati (akal budi) tapi tak mau memahami.
Kelompok III, inilah kelompok yang paling ironis, mereka adalah orang-orang yang sebenarnya telah menerima kebenaran, hanya tinggal menyeleraskannya dengan jalan hidup yang diambilnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh Allah. Akan tetapi mereka mengabaikannya dan mengambil tujuan-tujuan yang bersifat hanya mememuhi kebutuhan-kebutuhan sementara dan tidak kekal.
Dari sisi identitas batiniah, mereka tidak masuk dalam golongan pertama atau kedua. Meski di atas kertas mereka muslim, tetapi mereka lebih akrab dengan kaum yang di murkai Allah SWT. Golongan ini dijelaskan oleh Allah: dalam al-Mujaadillah [58]: 14) dan (an-Nisaa [4]:143.
Renungan
Janganlah terbuai fasilitas sehingga lupa akan tujuan…
Perumpamaan kehidupan di dunia ibarat seseorang yang pergi pasar dengan tujuan membeli al-Qur’an. Melintasi toko pakaian, mampir. Melintasi toko asesoris handphone, mampir (sarung HP tidak terlalu mahal kok, cuman beli satu aja). Akhirnya sesampai di toko al-Qur’an uangnya sudah tidak cukup lagi. Kedua barang itu telah melalaikannya dari tujuan semula, membeli al-Qur’an.
Betapa banyak manusia yang demikian? Padahal waktu mereka datang ke dunia, mereka telah memiliki rencana dan tujuan yang pasti (al-A’raaf [7]: 172) dan adz-Dzariyaat [51]: 56)
Untuk mencapai tujuan itu, Allah swt. Memberikan banyak fasilitas kehidupan untuk manusia, berupa harta, kehormatan, kecerdasan, popularitas, jabatan, pangkat, anak, isteri dan lain sebagainya. Semua itu sangat menggoda untuk dimiliki. Meski fungsi utamanya hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang jauh lebih besar dan abadi.
Namun banyak yang tertipu dan disibukkan oleh fasilitas dan sarana itu, sehingga melupakan tujuan yang sesungguhnya. (al-Anfaal [8]: 28).
Bagaimana agar kita bisa menggunakan berbagai fasilitas tersebut untuk mencapai tujuan? Pada poin inilah kita wajib mengetahui semua rambu-rambu Allah swt.
Dan satu-satunya jalan untuk itu adalah dengan belajar dan mengaji kepada mereka yang mengetahui rambu-rambu tersebut. (An Nahl [16]: 43)
“Seseorang itu sesuai dengan agama temannya. Karena itu, hendaklah siapapun dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bergaul dengan teman dan lingkungan yang shaleh dan bertujuan sama sesuai ketetapan Allah akan membuat kita mampu mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itulah kami mengajak kepada para pemuda untuk bersama-sama mengisi masa muda kita dengan selalu dekat kepada Allah melalui pergaulan kita kepada orang-orang yang berilmu (ulama), sungguh mereka adalah cahaya. Belajarlah tentang agama ini kepada mereka. Halaqohlah (belajar intensif) agar pemahaman menjadi benar dan kuat.
Semoga Allah meridhai langkah kita..
HANYA 1 Menit 52 Detik
Kepada mereka yang peduli akan umurnya
Masih ingat apa yang dikatakan Einsten tentang
hukum relativitas? Orang yang berada di luar pesawat akan melihat pesawat
terbang begitu cepat, tapi mereka yang berada di dalam pesawat dengan santainya
duduk, makan, minum dan berjalan-jalan tanpa merasa terganggu dengan kecepatan
tersebut. Tahukan jika bumi kita berputar (berotasi) dengan kecepatan
1.600km/jam, tapi kita sama sekali tak terpengaruh dengan kecepatan itu, yang
kita ketahui hanya perputaran waktu 24 jam sehari. Membicarakan tentang waktu.
Sebenarnya juga sangatlah relatif bagi kita. Bergantung kepada apa kita membandingkannya.
Berapa lama sesungguhnya kita tinggal di bumi
ini? Jawabannya relatif juga. Kalau pakai ‘rasa’nya maka baru kemarin rasanya
kita hidup di bumi. Kalau dihitung sejak lahir mungkin 20 atau 30 tahun kita
hidup sekarang. Kalau kita hidup hanya sampai usia 65 tahun hakikinya berapa
lama sih kita hidup di dunia?
Sebagai seorang mukmin,
tentu kita beriman kepada Al-Qur’an. Tentu juga kita beriman kepada hari akhir,
hari berbangkit dimana seluruh umat manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar. Berapa lama waktu di
sana nanti? Dan berapa lama waktu kita hidup di dunia jika di bandingkan dengan
waktu saat itu?
Allah
SWT berfirman (artinya): “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari.” (An Nazi’at: 46)
Allah
bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab:
“Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui” (al-Mu’minuun: 112-114)
Kalau begitu berapa lama ukuran waktu sebentar
kita itu?
Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian
di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama
50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR
Hakim dan Thabrani).
Padang mahsyar, hari pengadilan, dimana
manusia menunggu untuk diadili dalam Pengadilan Yang Maha Adil. Bagaimana
kondisi padang mahsyar itu? Di mana kita harus menunggu selama 50.000 tahun?
Sejuk kah? nyaman kah?
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya
matahari mendekat kepada manusia pada Hari Kiamat. Jarak dari mereka hanya satu
mil. Ketika itu mereka dikenali sesuai amal masing – masing.” ( HR.Bukhari )
Apakah kita akan selamat dari hawa panas di
Padang Mahsyar? Yang pasti, kita semua akan merasakan kepanasan dan kegerahan
menunggu giliran di – Hisab. ( Ingat – ingatlah keadaan ini saat kita sedang
kena kipas angin atau merasa sejuk di ruangan berAC )
Rasulullah SAW. bersabda, “Banyaknya keringat manusia berdasarkan amal – amalnya.
Di antara mereka ada yang keringatnya mencapai kedua mata kakinya, ada yang
mencapai kedua lututnya. Dan di antara mereka ada yang keringatnya mencapai
pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang sampai meminum keringatnya sendiri.”
(Nabi memberi isyarat dengan memasukkan tangannya ke dalam mulut ). (
HR.Muslim )
MasyaAllah,
Naudzubillahi min dzalikka
Hadits di atas berhubungan dengan keadaan kita
nanti di padang mahsyar, kata nabi Muhammad, kita berada di padang mahsyar
selama 50ribu tahun yang sama nilainya dengan 50 milenium sama dengan 500
abad sama dengan 6250 windu. Aduhai seberapakah lamanya waktu itu?
Allah SWT Berfirman
(artinya): “Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000
tahun.“ (al-Ma’aarij [70]: 4)
Para mufasir menjelaskan maksud ayat di atas:
malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari.
Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun. (lihat
Tafsir Ibnu Katsir)
Jika kita korelasikan hadits tersebut dengan
ayat di bawahnya, kita akan menemukan suatu angka yang sangat fantastis tentang
lamanya kita hidup di dunia ini.
Mari coba kita hitung. Kalau umur kita
rata-rata 65 tahun, Rasulullah Muhammad meninggal pada usia 63 tahun. Maka,
perantauan kita di dunia ini jika dibandingkan dengan waktu di padang mahsyar
hanya akan terasa 1 MENIT 52 DETIK.
Mari berpikir sesaat dan merenung. Maukah anda
mengantri dengan sabar selama 1 hari untuk mendapatkan sebuah mobil mewah. Anda
hanya mengantri dengan sabar dan tidak boleh melanggar aturan antrian anda,
maka anda PASTI akan mendapatkan mobil mewah itu. Bahkan Anda tidak perlu bayar
untuk itu. Hanya tunggu sampai kepada giliran Anda? Maukah Anda?
Jika mobil mewah itu tidak terlalu berharga
bagi Anda? Apa di dunia ini yang paling berharga bagi Anda? Maukah anda
menunggu 1 hari untuk memperolehnya?
Apa yang Anda anggap paling berharga itu, jika
dibandingkan dengan nikmat Akhirat, maka yang paling berharga di dunia ini
tidak adalah nilainya kecuali hanya seujung kuku saja.
Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah
dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari
kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa
yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?(HR Muslim).
Maukah kita bersabar hanya 1 menit 52 detik
untuk memperoleh kenikmatan yang tiada tara di akhirat kelak. Apalah artinya
pengorbanan kita di dunia ini, seberat apapun. Wong hanya 1 menit 52 detik saja
kok kita berkorban. Apalah artinya persoalan hidup kita di dunia ini yang
terasa berat bagi kita. Kan kita hanya akan merasakannya 1 menit 52 detik saja.
Mau kah kita bersabar dan istiqomah dalam ketaatan kepada Allah dalam rentang
waktu itu? Apalah arti beratnya perjuangan untuk Islam di dunia ini, Karena
kita hanya berjuang 1 menit 52 detik saja. Apalah susahnya berbuat taat dan
baik di dunia ini, kalau Cuma 1 menit 52 detik saja.
Wahai diri, wahai sahabat semua…
Jangan sampai diri kita menyesal nanti di
padang mahsyar, di pengadilan-Nya Allah SWT. Jangan sampai Menjadi mereka yang
lalai kepada Allah dengan melalaikan taat kepada-Nya. Akan menyatakan
penyesalannya dan berharap dikembalikan ke dunia. Padahal sudah tidak ada lagi
kesempatan kedua bagi kita semua.
Allah SWT Berfirman (artinya):
Dan, jika Sekiranya kamu
melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di
hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya
Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke
dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang
yang yakin.” (As-Sajdah:12)
“Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke
dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan
Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah
kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan
binasa?“(Ibrahim:44)
Tiadalah mereka
menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur’an itu. Pada hari
datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur’an itu, berkatalah orang-orang yang
melupakannya sebelum itu: “Sesungguhnya telah datang
rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa`at
yang akan memberi syafa`at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke
dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?”
Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari
mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.” ( Al-A’raf:53)
Dan mereka berteriak di
dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah
kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah
kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup
untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada
kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi
orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (Fathir: 29)
“Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi
kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai
oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan Kami,
keluarkanlah Kami daripadanya (dan kembalikanlah Kami ke dunia), Maka jika Kami
kembali (juga kepada kekafiran), Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang
zalim.”
Allah
berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara
dengan aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba- Ku berdoa (di
dunia): “Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka ampunilah Kami dan berilah
Kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga
(kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan
adalah kamu selalu mentertawakan mereka,” (Al-Mu’minun:105-110)
Maka benarlah pada hari yang dijanjikan itu,
manusia-manusia yang ingkar terhadap Robb nya akan diliputi penyesalan yang
mendalam, penyesalan karena waktunya (yang sangat singkat) hanya dipakai untuk
hal-hal yang sia-sia, penyesalan karena waktunya (yang sangat singkat) hanya
dimanfaatkan untuk bermalas-malasan, penyesalan karena waktunya (yang sangat
singkat) hanya dimanfaatkan untuk melakukan maksiat dan dosa.
Mereka pun mengandaikan bisa kembali ke dunia,
namun sayang, penyesalan tinggal penyesalan. Maka tenggelamlah mereka oleh
keringatnya sendiri, karena malu dan takutnya mereka dan semoga kita bukan
bagian dari orang-orang yang menyesal tersebut.
Namun saat itu ada juga yang dinaungi awan
kasih sayang oleh Robb, kita paham bahwa pada saat itu matahari hanya sejengkal
di atas kepala. Merekalah orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang
menjadikan waktunya untuk memperjuangkan agama Robb nya. Orang-orang yang
menjadikan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat diri dan
sesama. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk senantiasa beribadah kepada
Ilah nya. Mereka pun puas akan apa yang dilakukannya. Tidak sia-sia setiap
tetes keringat dan tiap tetes darah yang mereka keluarkan demi kemuliaan agama
ini. Tidak sia-sia mereka menahan gejolak mengumbar aurat dan berjuang menahan
panas memakai jilbab bagi wanita. Tidak sia-sia mereka menahan setiap sentuhan,
pandangan, pendengaran dari yang tak semestinya dilakukan. Benar, tidak akan
sia-sia setiap amal kebaikan kita. Itulah hidup kita sahabatku, hanya sebentar.
Tidak lah sia-sia mereka menolong agama Allah dengan berjuang atas
tegaknya syariah dan khilafah. Karena mereka berjuang dan bersabar tidak
lama kecuali hanya 1 menit 52 detik.
Mereka lah orang-orang yang beriman dan
istiqomah dengan keimanan dan ketaatannya kepada Allah Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah (surga) yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fushilat [41]: 30)
Dan agama ini sudah sempurna. Baik dan buruk,
halal dan haram sudah ditetapkan dengan jelas. Setiap aturan kehidupan mulai
dari pergaulan, ekonomi, tatacara politik, pendidikan, sosial, hukum, dan
ibadah sudah paripurna. Semua kembali kepada kita, maukah memakainya atau kita
tetap dengan keadaan sekarang. Keadaan yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (al-Hasyr [59] : 18)
Ingatlah, saudaraku… kita hanyalah perantau,
only a musafir…
Jadilah
engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekadar
lewat (HR
Bukhari)
Wallahu
a’lam bi ash shawab.
Dari Saudaramu
Seorang musafir
The Masterpiece of You
Tulisan
ini merupakan salah satu bab dari buku Longlife Motivation

The Masterpiece of You
(Karya Terbaik Anda)
“Anda saat ini adalah cerminan akumulasi dari aktivitas-aktivitas
yang anda lakukan setiap hari”
~Fauzan
al-Banjar~
Dengan
seluruh potensi serta motivasi yang kita miliki. Tinggal kini bagaimana kita
dapat memperoleh sebuah masterpiece (karya terbaik) untuk
dipersembahkan kepada Allah SWT dan kita wariskan kepada dunia.
Sebuah karya terbaik lahir dari proses aktivitas-aktivitas
terbaik yang dilakukan setiap hari. Ibarat sebuah gedung yang megah dan kokoh
tidak akan terbentuk jika tidak disusun dari material yang baik dan pengerjaan
yang serius. Sebongkah batu besar tidak akan berlubang oleh setetes air. Batu
besar dapat berlubang oleh jutaan tetes air yang fokus mengenai titik yang sama
secara terus menerus. Anda saat ini adalah cerminan akumulasi dari setiap
aktivitas yang telah anda lakukan setiap hari. dan Anda di masa yang akan
datang adalah hasil dari apa yang Anda lakukan mulai saat ini. Oleh karenanya
jangan remehkan setiap aktivitas Anda mulai hari ini. Raihlah selalu aktivitas
terbaik di dalam kehidupan Anda.
“Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang melakukan amal terbaik dan dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”.(TQS. Al-Mulk [67]: 1-2)
‘Amal yang
terbaik (‘amal ihsan) menurut salah
seorang guru Imam Syaifi’i, yakni Fudhail bin ‘Iyadl ketika menjelaskan ayat
ke-2 surat Al-Mulk di atas adalah amal yang paling ikhlas dan paling benar.
Ketika ditanyakan. “Wahai
Abu Ali: ‘Apakah maksud paling ikhlas dan paling benar?” Beliau
menjawab:“Sesungguhnya
suatu amal sekalipun benar tetapi tidak dikerjakan dengan ikhlas, maka amal
tersebut tidak akan diterima. Sebaliknya, jika dikerjakan dengan ikhlas namun
tidak dengan cara yang benar, maka amal tersebut juga tidak akan diterima.
Ikhlas hanya dapat terwujud manakala amal itu diniatkan secara murni kepada
Allah swt, sedangkan amal yang benar hanya dapat terwujud dengan mengikuti
sunnah Nabi saw.”
‘Amal ihsan adalah amal perbuatan yang dilakukan
dengan niat ikhlas (semata-mata hanya karena Allah) disertai dengan kesesuaian
amal perbuatan tersebut dengan hukum syariat Islam (shahihu al-‘amal).
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”(TQS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Hal ini juga dijelaskan melalui hadits baginda Nabi SAW;
إِنَّمَااْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
وَإِنَّمَالِأمرِئٍ مَانَوَى
“Sesungguhnya (semua) perbuatan (amal) itu sangat bergantung
(kesahihan dan kesempurnaannya) kepada niat”. Dan sesungguhnya setiap orang
hanya akan mendapatkan sesuatu yang (sesuai) dengan niatnya…”(HR. Bukhari dan Muslim)
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ
عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَرَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak didasarkan pada
ketentuan kami, maka ia tertolak” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Aktivitas
atau amal terbaik (‘amal
ihsan)-lah yang diinginkan oleh Allah SWT. ‘Amal ihsan adalah
tuntutan dari Allah SWT. Maka bagi seorang muslim tuntutan Allah adalah
motivasi bagi kehidupannya. Tuntutan Allah adalahquwwah ruhiyyah (spiritual motivation)
bagi dirinya. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk tidak
dapat mencapai kualitas terbaik dari amalnya, yaitu Ikhlas dalam beramal dan
melakukannya sesuai dengan aturan Allah SWT.
Ikhlas
adalah amalan batin (kalbu). Tidak ada orang lain yang mengetahui kecuali Allah
SWT. Amal ikhlas yang tertinggi adalah bukan sekedar tidakriya atau sum’ah. Orang
yang ikhlas (mukhlis)
yang terbaik adalah orang yang tidak sekedar amalnya tidak dimaksudkan
untuk dilihat orang (riya’)
atau ingin didengar orang (sum’ah). Lebih dari itu, ikhlas sesungguhnya
mengandung konsekuensi melakukan ‘amal dengan kemampuan terbaik (paling
maksimal).
Ketika ikhlas dalam beramal mengandung pengertian beramal
semata-mata karena Allah, maka Anda harus benar-benar menunjukkan bahwa amal
yang Anda lakukan semata-mata dipersembahkan hanya untuk-Nya, bukan untuk
selain-Nya. Pertanyaannya; Apakah sesuatu yang yang dipersembahkan hanya untuk
Allah itu cukup yang biasa-biasa saja. Minimalis, dan terkesan asal-asalan?
Ataukah sesuatu yang hendak dipersembahkan kepada Allah itu harus berkualitas
istimewa, dan dengan upaya terbaik yang kita mampu?
Ketika
seseorang mempersembahkan sesuatu khusus hanya (special) bagi orang yang
dicintainya, tentu saja ia akan mempersembahkan yang terbaik dan teristimewa
dengan seluruh kemampuan terbaiknya; bukan yang biasa-biasa saja, apalagi yang
berkualitas buruk. Demikian pula seseorang yang ikhlas, ia mempersembahkan
amalnya semata-mata hanya untuk Allah, Penciptanya. Ia hanya akan
mempersembahkan amalan terbaik dan teristimewa untuk-Nya. Jadi, Ikhlas pada
amal sesungguhnya harus berbuah menjadi amal yang terbaik (‘amal ihsan).
Amal yang ikhlas (أخلص ) mengandung makna;
(أ ) Iman atau ‘itikad, artinya
yakin akan pertemuan dengan Allah. Keyakinan terhadap pertemuannya dengan Allah
membuat si empunya amal akan selalu bersunguh-sungguh dalam mengerjakan setiap
aktivitas. Selain itu makna iman disini juga adalah meyakini bahwa perbuatan (‘amal) yang
dilakukan adalah perbuatan yang benar.
( خ ) Khushushan, artinya
teristimewa; yang paling spesial. Seorangmukhlis memiliki orientasi
pada kesempurnaan karya terbaiknya (masterpiece). Sebab perbuatan
(‘amal) yang dilakukan akan dipersembahkan kepada Allah SWT, Dzat Yang Maha
Istimewa.
( ل ) La tay’asu, pantang
berputus asa. Seorang mukhlis adalah orang yang pantang berputus asa,
ia selalu mengerjakan perbuatan dengan penuh semangat dan memiliki etos kerja
yang tinggi. Sebab ia memahami bahwa tidak ada sebuah maha karya (masterpiece) yang
dapat diselesaikan dengan mudah. Sebuah masterpiece pastilah sesuatu yang
membutuhkan pengorbanan dan perjuangan untuk dihasilkan.
( ص ) Shafa, artinya
jernih dan bersih. Sebuah persembahan yang teristimewa wajib tidak bercampur
maksudnya kecuali hanya untuk Allah SWT. Sebab tidak masterpiece yang dibuat kecuali
memiliki maksud khusus dan dipersembahkan kepada sesuatu yang khusus juga.
Bersih dan jernihnya maksud dari seorang mukhlish akan menghantarkannya kepada
apa yang hendak ia tuju yaitu Allah SWT.
Mencapai
amal yang terbaik selain dengan ikhlas adalah juga harus melakukan amal
tersebut sesuai dengan aturan dari Allah (shahihu al-‘amal).
Wajib shahih-nya amal
sesunggunhya adalah sesuatu yang sudah maklum. Karena seseorang yang sedang
mempersiapkan sebuah maha karya (masterpiece) yang hendak
dipersembahkannya hanya kepada orang yang dicintai pasti akan mencari tahu apa
yang paling diinginkan oleh orang yang dicintai tersebut. Apa yang tidak
membuat kecewa orang yang dicintainya tersebut. Untuk itu, selain ikhlas
seseorang yang hendak mempersembahkan masterpiece-nya kepada Allah harus
mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh Allah. Allah SWT akan
menolak semua amal meski ditujukan kepada-Nya tapi tidak dilakukan dengan
cara-cara yang sesuai dengan keinginan-Nya (aturan main Allah). Ibarat orang yang
sedang melakukan lomba, maka sebuah kemenangan tidak akan dinilai apa-apa jika
diperoleh dengan melanggar aturan yang sudah dibuat oleh pelaksana lomba.
Amal yang shahih (صح)
mengandung makna;
(ص) Sharih artinya
jelas, tidak kabur, ada pada area hitam dan putih, tidak mendatangakan
keragu-raguan (syubhat). ‘Amal ihsan adalah
‘amal yang wajib jelas dalam status perbuatannya dan juga status hukum
syariatnya. Jelas status perbuatan adalah perbuatan yang memiliki maksud dan
target tertentu. Sedangkan jelas dari sisi hukum syariat adalah perbuatan yang
memiliki status hukum syariat tertentu apakah wajib, sunnah, mubah, makruh atau
haram. Sehingga si empunya ‘amal memiliki keyakinan untuk mengerjakan atau
meninggalkan perbuatan tersebut.
(ح) Hasaba artinya
adalah pertimbangan atau perhitungan. Setiap ‘amal bagi seorang muslim harus
memperoleh pertimbangan keutamaan (awlawiyat) terlebih dahulu. Sebab
ia memahami dengan waktu hidup yang singkat tidak mungkin ia memperoleh seluruh
‘amal. Oleh karena itu ia memiliki kriteria keutamaan dalam beramal. Sedapat
mungkin semua yang wajib ia utamakan untuk ditunaikan. Kemudian menyusul
memperbanyak yang sunnah. Lalu lebih banyak meninggalkan yang mubah. Dan sama
sekali tidak ingin terjerumus kepada yang haram.
Walhasil,
karya terbaik (masterpiece)
lahir dari akumulasi amal-amal terbaik (‘amal ihsan). Amal terbaik baru
dapat terwujud jika telah memenuhi syaratnya yaitu ikhlas dan shahih.
Masterpiece apa yang hendak Anda wariskan kepada
dunia? Apapunmasterpiece Anda,
semuanya akan benar-benar berbuah menjadi the realmasterpiece jika anda
melakukannya dengan amal yang ihsan.
Langganan:
Postingan (Atom)